Pertumbuhan ikan tawes dilakukan di Sungai Linggahara. Pada kawasan Sungai Linggahara terdapat kawasan wisata. Kegiatan wisata ini meyebabkan terjadinya kerusakan habitat karena pengelolaan lingkungan atau kawasan wisata tidak berbasis tentang keberadaan spesies. Hal ini berpengaruh terhadap pola pertumbuhan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2017 sampai Juli 2017. Pengambilan contoh ikan menggunakan alat tangkap berupa jala berukuran panjang tiga meter, jaring insang dengan tiga mata jaring ( ¾ , 1 ½ dan 2 inchi) berukuran panjang 20 m dan lebar 2 meter. Pengambilan sampel ikan dilakukan padatiga titik sampling yaitu bagian hulu, tengah dan hilir yang terdiri atas 3 stasiun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan ikan tawes. Hubungan panjang-bobot ikan tawes di Sungai Linggahara pada ikan jantan diperoleh tawesi t hitung > t tabel yang berarti bahwa pola pertumbuhan ikan tawes jantan bersifat allometrik negatif (b≠3) dimana pertambahan panjang lebih besar dibandingkan pertambahan bobot. Pada ikan betina diperoleh hasil t hitung > t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pola pertumbuhan ikan tawes betina bersifat allometrik negatif (b≠3). Hal tersebut menunjukan bahwa tawesi b lebih kecil dari 3 (b<3) tawes b pada ikan tawes jantan dan betina tawes 2,921 dan 2,973. Ikan lebih cepat memanjang dibandingkan bobotnya. Namun bila dilihat memang ikan tawes termasuk ikan aktif, jadi energi yang dibutuhkan untuk bergerak (berenang) relatif besar yang diduga mengakibatkan terjadi pola pertumbuhan ikan tawes baik jantan maupun betina bersifat allometrik negatif.Kata kunci : Puntius javanicus, Pertumbuhan, Sungai Linggahara
Copyrights © 2018