Jurnal Teknik Industri
Vol 10, No 1 (2008): JUNE 2008

MODEL PENJADWALAN BATCH PADA SATU MESIN YANG MENGALAMI DETERIORASI UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA SIMPAN DAN BIAYA KUALITAS

S. Indrapriyatna, Ahmad (Unknown)
Suprayogi, Suprayogi (Unknown)
P. Iskandar, Bermawi (Unknown)
Halim, A. Hakim (Unknown)



Article Info

Publish Date
22 Jul 2008

Abstract

This research discusses batch scheduling model accommodating the condition of machine deterioration. The proposed model has changed the formulation of quality cost from that discussed in Indrapriyatna et al. (2007a), especially in the internal and external failure costs. It is assumed that the distribution of time between out-of-control conditions follows the exponential distribution. An algorithm has been proposed. This research concludes that, for continue batch size, the greater the sample size proportion of the batch size, the greater the total cost and number of batches. In addition, the greater the probability of producing nonconforming products, the greater the total cost. For any values of the probability, the number of batches will be the same, but the batch sizes are different. On the other hand, for model with discrete batch sizes, we used Indrapriyatna et al. (2007b) approach to solve the problem. Abstract in Bahasa Indonesia: Penelitian ini membahas model penjadwalan batch yang mengakomodasikan kondisi mesin terdeteriorasi, yang akan menyebabkan produk menjadi nonconforming. Pengembangan ini mengubah formulasi biaya kualitas yang telah dirumuskan pada model Indrapriyatna et al. (2007a), khususnya untuk Biaya Kegagalan Internal dan Biaya Kegagalan Eksternal. Dalam model usulan, waktu antar kondisi out-of-control diasumsikan berdistribusi eksponensial. Sebuah algoritma penyelesaian dirancang untuk model usulan tersebut. Studi ini menunjukkan bahwa, untuk model dengan ukuran batch kontinu, semakin besar proporsi ukuran sampel menyebabkan biaya total dan jumlah batch yang semakin besar. Selain itu, semakin besar peluang produk nonconforming dihasilkan maka akan menyebabkan semakin besar total biaya. Observasi lain menunjukkan bahwa jumlah batch selalu sama untuk sebarang nilai peluang; walaupun ukuran masing-masing batch berbeda. Pada model dengan ukuran batch diskrit digunakan 3 buah metode untuk mengubah ukuran batch menjadi integer yang diusulkan oleh Indrapriyatna et al. (2007b) dan menghasilkan kesimpulan yang sama. Kata kunci: mesin terdeteriorasi, produk nonconforming, ukuran batch kontinu, ukuran batch diskrit.

Copyrights © 2008