Interaksi Online
Vol 4, No 1: Januari 2016

Negosiasi Identitas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam Mengkomunikasikan Gagasan Alternatifnya kepada Kelompok Mayoritas

Sicca, Shintaloka Pradita (Unknown)
Rakhmad, Wiwid Noor (Unknown)
Sunarto, Dr (Unknown)
Yulianto, M (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Jan 2016

Abstract

Jika masing-masing elemen bangsa (kelompok kebudayaan) melihat kepentingangolongan atau pribadinya sendiri, maka Indonesia akan mengalami disintegrasisosial yang berujung pada keruntuhan bangsa dan negara (Moesa, 2007: 231).HTI muncul dengan gagasan alternatif yang beranggapan tujuan ideal kehidupanterkait erat dengan religiositas di berbagai aspek. Tujuan HTI adalahmengembalikan kehidupan berasas hukum-hukum syara’ dengan khilafah sebagaiinstitusi yang menaungi dan khalifah sebagai pemimpin peradaban. Serta mertahistorisitas mengenai kejayaan masa kekhilafahan terdahulu menjadi kiblatoptimisme HTI mencapai tujuannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara HTI mengkomunikasikangagasan alternatifnya kepada kelompok masyarakat mayoritas yang memilikigagasan dominan mengenai konsep kebangsaan dan kenegaraan. Metodelogipenelitian yang digunakan adalah tipe kualitatif dengan pendekatan fenomenologiyang berupaya menjelaskan proses pengalaman aktivis dakwah HTI dalammengkomunikasikan gagasan alternatifnya kepada anggota kelompok mayoritas.Penelitian ini didukung dengan Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting-Toomeydan Teori Kelompok Pendamping (Co-Cultural Theory) dari Mark Orbe. Selainitu, terdapat penambahan konsep mengenai identitas dan pembentukan persepsi.Informan dalam penelitian ini adalah aktivis dakwah HTI yang memiliki statusstruktural yang berbeda.Hasil penelitin menunjukkan bahwa interaksi komunikasi yang dilakukanpara aktivis HTI kepada kelompok mayoritas terhadap gagasan alternatif HTImerupakan bentuk negosiasi identitas kultural yang dipengurahi oleh tujuanseparasi dalam berkomunikasi. Secara spesifik aksi separasi yang dilakukan HTImeliputi sifat tegas (assertive), agresif (aggressive), dan ketidaktegasan(nonassertive). Interaksi komunikasi negosiasi identitas dengan tujuan tersebutdilakukan para aktivis dilandasi oleh pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill),dan kesadaran (mindfulness) terhadap identitas kebudayaan HTI yang diperolehsejak menjadi murid (daris/ darisah) HTI. Ketiga komponen negosiasi identitastersebut digunakan oleh para aktivis untuk pembentukan persepsi baru anggotakelompok mayoritas.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

interaksi-online

Publisher

Subject

Library & Information Science Social Sciences

Description

Jurnal Interaksi Online adalah jurnal yang memuat karya ilmiah mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Undip. Interaksi Online menerima artikel-artikel yang berfokus pada topik yang ada dalam ranah kajian Ilmu Komunikasi dan Ilmu ...