Indonesian Journal of Conservation
Vol 8, No 1 (2019): June

PERKEMBANGAN KELOMPOK WAYANG ORANG NGESTI PANDOWO DI SEMARANG TAHUN 1996 – 2001

Azhari, Dinda Huwaidaa’ (Unknown)
Ibnu, Sodiq (Unknown)
Atno, Atno (Unknown)



Article Info

Publish Date
15 Jun 2019

Abstract

Kesenian wayang orang Ngesti Pandowo mengalami kejayaan tahun 1950-an hingga 1970-an. Setelah periode tersebut kejayaan kelompok ini memudar perlahan. Kemunduran Ngesti Pandowo mencapai puncaknya ketika terjadi pemutusan kerjasama yang dikeluarkan oleh yayasan GRIS yang menaungi gedung pementasannya di tahun 1990. Permasalahan yang muncul adalah, bagaimana nasib Ngesti Pandowo dalam mempertahankan gedung pementasan mereka di kompleks GRIS? Lalu bagaimana nasib kelompok wayang orang ini setelah resmi keluar dari GRIS?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tahun 1996 kompleks GRIS resmi terjual ke BPD Jawa Tengah, Ngesti Pandowo mendapatkan hak sebesar Rp500 juta. Kelompok ini kemudian menempati gedhong ndhuwur di kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) namun tidak bertahan lama karena gedung tidak representatif. Selanjutnya Ngesti Pandowo menyewa gedung pementasan di Istana Majapahit Pedurungan dari tahun 1997–2000, yang mana sewa gedung dihentikan karena ketidakmampuan membayarnya. Untuk mempertahankan pementasan, kelompok ini kemudian dipinjami gedung Ki Narto Sabdo oleh Pemerintah Kota Semarang di kompleks TBRS tanpa membayar sewa pada tahun 2001.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

ijc

Publisher

Subject

Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

The Indonesian Journal of Conservation [p-ISSN 2252-9195] is a journal that publishes research articles and conservation-themed conservation studies, including biodiversity conservation, waste management, green architecture and internal transportation, clean energy, art conservation, ethics, and ...