Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan dengan prediktor identitas sosial terdiri dari kategorisasi, identifikasi kelompok, dan bias kelompok. Dalam rangka mencapai tujuan penelitian bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memodifikasi tiga metode yaitu model struktural, type sequential models, dan type conjunctual model. Adapun populasi penelitian adalah anggota Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo. Pengambilan sampel dalam penelitian dengan proporsi area random sampling. Responden berjumlah 279. Analisis model menggunakan second order confirmatory factor analysis menghasilkan temuan bahwa identitas sosial yang terdiri dari kategorisasi, identifikasi kelompok, dan bias kelompok terbukti menjadi prediktor konflik. Sesuai kekhasan sistem peringatan dini sebagai tindakan preventif, maka berdasarkan hasil penelitian merekomendasikan lebih memperhatikan dimensi bias kelompok karena memberi kontribusi terbesar sebagai pembentuk identitas sosial. Tindakan pencegahan adalah adanya pihak luar mampu menjalin kerja sama dengan pihak petani. Hal ini menjadikan kelompok luar merupakan kelompok yang menumbuhkan reference bagi petani. Reference dari pihak luar tersebut yang dapat menurunkan bias kelompok.
Copyrights © 2017