Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Vol 38, No 2 (2019): DESEMBER, 2019

PERSPEKTIF PENINGKATAN DAYA SAING CENGKEH MALUKU DENGAN INDEKS KEBERLANJUTAN SISTEM AGRIBISNIS / Perspective of Increasing Maluku Clove’s Competitiveness with Sustainable Index of Agribusiness System

Agung Budi Santoso (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)



Article Info

Publish Date
16 Dec 2019

Abstract

Clove is one of the main commodity which known since the 16th century and it was the main reason why imperialist found Maluku as clove resources. In Maluku, clove change society as from era of sultanate, colonialism, and independence era. This paper reviews the clove competitiveness compared to other clove producing provinces in Indonesia after severalepoch, especially reform era. Agribusiness system approach was used to enumerate the competitiveness index in the ten largest clove producing province in Indonesia. Sustainability index was calculated with multidimensional scaling. Clove Maluku occupies high-middle group, means Maluku is one of largest clove producing with sustainability index is middle. The others province in the same group are North Sulawesi, Central Sulawesi, East Java, and West Java. South Sulawesi is the only one which occupies high-high group. Furthermore, the high-low group consist of Banten, Southeast Sulawesi, North Maluku, and Central Java. Clove competitiveness can increase with enlarging productive plant area and immature plant area, increase productivity and fertilizer distribution, and reduce damaged plant area.Keywords: Cloves, competitiveness, agribusiness system, sustainability index, multidimensional scaling  AbstrakCengkeh merupakan salah satu komoditas unggulan yang telah dikenal sejak abad 16 dan menjadi alasan utama mengapa kolonial menemukan Maluku sebagai asal tanaman tersebut. Cengkeh di Maluku mampu mengubah kondisi masyarakat sejak zaman kesultanan, era kolonial, dan era kemerdekaan. Tulisan ini mereview kembali posisi daya saing cengkeh di Maluku dibandingkan provinsi penghasil cengkeh lainnya di Indonesia setelah mengalami beberapa zaman khususnya era reformasi. Pendekatan sistem agribisnis digunakan untuk memberi nilai terhadap daya saing cengkeh di sepuluh provinsi penghasil cengkeh terbesar di Indonesia. Cengkeh di Maluku menempati kelompok tinggi–menengah, yakni kelompok produsen cengkeh tinggi dengan tingkat keberlanjutan sedang. Provinsi lainnya yang berada di kelompok yang sama adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sulawesi Selatan sebagai satu-satunya provinsi yang berada di kelompok tinggi-tinggi. Sedangkan kelompok tinggi-rendah ditempati oleh Banten, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Jawa Tengah. Peningkatan daya saing cengkeh dapat dilakukan dengan cara meningkatkan luas tanaman menghasilkan, luas tanaman belum menghasilkan, meningkatkan produktivitas, peningkatan penyaluran pupuk, dan menekan luas tanaman rusak. Kata kunci: Cengkeh, daya saing, sistem agribisnis, indeks keberlanjutan, multidimensional scaling 

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

JPPP

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Decision Sciences, Operations Research & Management

Description

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian terbit empat kali per tahun pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jurnal ini memuat artikel tinjauan (review) mengenai hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan, dikaitkan dengan teori, ...