Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi
Accepted Paper Speed 2017

Mengukur Kesiapan Kota Dalam Menerapkan Konsep Smart City Inisiatif (Studi Kasus: Kota Banjarmasin)

- Politeknik Hasnur, Inayatul Ulya A (Unknown)
- Universitas AMIKOM Yogyakarta, Avinanta Tarigan (Unknown)



Article Info

Publish Date
03 Mar 2017

Abstract

Abstrak – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2015, jumlah penduduk kota Banjarmasin menempati persentase terbesar di Kalimantan Selatan yaitu  16,93%. Pesatnya pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan akan memberikan tantangan dalam menata dan mengelolanya. Konsep smart city (SC) diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah khas perkotaan. Untuk menerapkan SC, framework SC inisiatif bisa digunakan sebagai model pengembangan awal SC. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengukur kesiapan kota dalam menerapkan konsep SC inisiatif menggunakan faktor enabler Garuda Smart City Model (GSCM), studi kasus dilakukan di kota Banjarmasin.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan dilakukan dengan metode wawancara, studi dokumen, pengamatan lapangan di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Pemerintah Kota Banjarmasin. Penggunaan menggunakan indikator 3 (tiga) faktor enabler GSCM yaitu teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tatakelola SC, dan manusia. Parameter enabler ini mencakup aspek-aspek penting dalam SC inisiatif yang mampu mentransformasi kota sehingga menjadi SC. Hasil pengukuran kesiapan kota untuk menerapkan konsep SC inisiatif menunjukkan bahwa dari 36 indikator dan subindikator yang ada, Kota Banjarmasin sudah mencapai 20 indikator dan subindikator. Dari tiga komponen enabler yang telah disebutkan, di Kota Banjarmasin komponen TIK dan komponen manusia sudah siap dalam menerapkan konsep SC inisiatif. Akan tetapi indikator komponen tatakelola yang meliputi tatakelola TIK di lingkungan Pemko Banjarmasin dan tatakelola SC belum tersedia.Kata kunci:  smart city, kesiapan smart city, smart city inisiatif, Kota Banjarmasin, indikator smart city Abstract - Based on data from Central Bureau of Statistics (BPS-Statistics) in 2015, the number of residents in Banjarmasin municpality occupy the largest percentage in South Kalimantan, about 16.93%. The rapid growth of population in urban areas will provide a challenge in organizing and managing. The concept of smart city (SC) is expected to provide solutions to typical urban problems. To implement the SC, the SC initiative framework can be used as a model for early development of SC. This study aims to measure the readiness of the city in applying the concept of the SC initiative using enabler factors of Garuda Smart City model (GSCM), case studies carried out in the city of Banjarmasin.This study uses descriptive qualitative method. Data collection was conducted using interviews, document research, field observations at the Department of Communications, Information and Statistics (Diskominfotik) City of Banjarmasin. Indicator measurements using three (3) enabler factors, they are information and communication technology (ICT), SC governance, and humans. This enabler parameters include important aspects in the SC initiative that is able transform the city to become SC. The measurement results of city readiness to implement a SC initiative shows that from 36 indicators and subindicators, Banjarmasin has reached the 20 indicators and subindikator. From three components enabler already mentioned, ICT and human components are ready to implement the concept of the SC initiative. However, in governance indicators, that include ICT governance and SC governance in Banjarmasin municipality is not yet available.Keyword: smart city, smart city readiness, smart city initiative, Banjarmasin, smart city indicators

Copyrights © 2017