Artikel ini membahas tentang partisipasi publik dalam konteks demokrasi di media online, khususnya terkait isu agama dan politik. Partisipasi pengguna media online yang sangat masif tidak serta merta menghadirkan sebuah ruang publik yang mengedepankan rasionalitas, kejujuran, tanpa tekanan dari siapapun, bahkan dari mayoritas sekalipun. Sebaliknya, media online yang berkembang saat ini justru rentan konflik, ujaran kebencian, hujatan, berita palsu (hoax), dan sejenisnya. Inilah yang membuat sejumlah pakar pesimistis bahwa media online bisa dijadikan sebagai ruang demokrasi. Artikel ini mencoba menawarkan perpaduan antara teori public sphere dengan kehadiran negara sebagai fasilitator sehingga memungkinkan terciptanya demokrasi deliberatif di media online.
Copyrights © 2019