Abstract. Traffic congestion reflects waste of time and energy that must be eliminated. Many methods have been employed by past studies to solve this problem. The approach utilized by those studies is mostly macroscopic that consider vehicles and drivers in aggregate. This study argues that a more microscopic approach is also required to depict and solve the congestion problem. Hence, agent-based simulation is brought forward to help identify the cause of congestion problem. In this study, drivers are assumed to have their own motives that might drive them to resort to aggressive behaviors that ultimately lead to traffic congestion. As a preliminary investigation, this study aims to discover type of aggressive driving behavior on Bandung City. The results demonstrate that aggressive dirivng behaviors on Bandung City can be categorized into five factors namely improper speed, inattentiveness, display of hostility, impatience, and disobedience of traffic sign/signals. This study also found that different composition of driving behaviors leads to different degree of congestion. Impatience behavior is found to be the factor that must be eliminate to remedy congestion on Bandung City.Kata kunci:Â Driving behavior, traffic congestion, factor analysis, agent-based simulation, smart cityAbstrak. Kemacetan lalu lintas mencerminkan pemborosan energi dan waktu yang harus ditiadakan. Banyak metode telah digunakan dalam penelitian-penelitian masa lalu yang ditujukan untuk memecahkan permasalahan ini. Pendekatan yang digunakan oleh penelitian-penelitian tersebut untuk menggambarkan dan memecahkan masalah kemacetan pada umumnya bersifat makroskopik yang memandang kendaraan dan pengendara secara agregat. Studi ini berpendapat bahwa pendekatan yang lebih mikroskopis diperlukan dalam menggambarkan dan memecahkan permasalahan kemacetan. Dalam studi ini, pengemudi diasumsikan memiliki motif tersendiri saat berkendara yang dapat mendorong mereka untuk berperilaku agresif dan berujung pada kemacetan. Sebagai penyelidikan awal, studi ini bertujuan untuk mengetahui jenis perilaku mengemudi agresif di Kota Bandung. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa perilaku mengemudi agresif dapat dikategorikan menjadi lima faktor yaitu penggunaan kecepatan yang tidak sepantasnya, kurangnya perhatian saat berkendara, perilaku kekerasan dalam berkendara, ketidaksabaran dalam berkendara, dan ketidaktaatan pada tanda lalu lintas. Studi ini juga menemukan bahwa komposisi perilaku mengemudi agresif yang berbeda dapat menghasilkan perbedaan tingkat kemacetan lalu lintas. Ketidaksabaran dalam berkendara ditemukan sebagai factor yang paling harus dieliminasi untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung.Keywords: Perilaku mengemudi, kemacetan lalu lintas, analisis factor, simulasi berbasis agen, smart city
Copyrights © 2018