Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi
Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam

SITUS BENTENG TATAS DI BANJARMASIN DAN CARA PELESTARIANNYA

Wasita Wasita (Balai Arkeologi Kalimantan Selatan)



Article Info

Publish Date
08 Mar 2018

Abstract

Benteng Tatas merupakan situs arkeologi dari periode kolonial. Situs ini berada di tengah Kota Banjarmasin.Secara kasat mata situs ini tidak kelihatan, karena tidak ada bekas-bekasnya di atas permukaan tanah. Akan tetapi, hasil penggalian jalan Jenderal Sudirman dalam rangka renovasi, telah menemukan bagian dari sisa-sisa benteng tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap lokasi situs beserta batas- batasnya dan nilai pentingnya sehingga diperolehalasan untuk melestarikannya. Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif diimplementasikan dengan cara memerikan temuan, menggambarkan situasi (temuan arkeologi), dan menjelaskan fenomenaobjek penelitian yang dibahas. Hal itu dilakukan untuk dapat menggambarkan seluruh temuan guna memberikan penjelasan atas data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan temuan hasil penelitian, diketahui bahwa benteng bagian depan ada ditepian Sungai Martapura. Sementara itu, berdasarkan analisis peta dengan menggunakan ArcView, benteng juga meliputi areal kompleks Masjid Sabilal Muhtadin. Berdasarkan ukurannya yang luas dan perannya yang strategis, diketahui bahwa nilai penting situs ini berkaitan dengan sejarah lokal Kalimantan dalam menanggapi hadirnya kolonial di Indonesia dan jugaberkaitan dengan sejarah perkembangan kota. Atas dasar alasan inilah maka situs Benteng Tatas perlu dilestarikan. Hasil yang demikian ini menegaskan bahwa pelestarian situs ini tidak saja bermanfaat bagi arkeologi dalam menghadirkan objek, tetapi juga penyebaran informasi beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya karena cara pelestarian yang dipilih memang memungkinkan untuk itu.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

kindaietam

Publisher

Subject

Social Sciences

Description

indai Etam merupakan jurnal penelitian arkeologi yang diterbitkan oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan sejak tahun 2015. Nama "Kindai Etam" berasal dari bahasa asli masyarakat Dayak Kalimantan, yaitu "kindai" yang berarti wadah dari kayu dan "etam" yang berarti kita. Secara harfiah, Kindai Etam ...