Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi
Vol. 3 No. 1 (2017): Kindai Etam

KETERBATASAN DATA DALAM PENELITIAN ARKEOLOGI: EVALUASI PADA PENELITIAN VERIFIKASI CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN BANJAR

Hartatik Hartatik (Balai Arkeologi Kalimantan Selatan)



Article Info

Publish Date
08 Mar 2018

Abstract

Arkeologi identik dengan budaya bendawi kuno yang terdiri atas artefak, ekofak, fitur serta bentang lahan tempat data arkeologi berada. Dalam beberapa situs, seringkali data artefaktual dan kontekstual banyak yang tidak utuh lagi atau bahkan hilang. Beberapa data arkeologi yang sudah didaftar oleh Dinas Kebudayaan dan disebut sebagai cagar budaya,ternyata tidak mempunyai bentuk fisik yang asli karena sudah dirombak total dengan bentuk, warna, dan bahan yang baru. Hal tersebut sering ditemui di lapangan, terutama pada kegiatan penelitian pengkajian (verifikasi) cagar budaya yang telahdiregister oleh Pemerintah Daerah. Berdasarkan fakta tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana cara mengatasi keterbatasan data dalam penelitian arkeologi. Bagaimanakah peran informan dan cara memperlakukan informasi yang disampaikan oleh masyarakat sekarang? Tujuan dari penulisan artikel ini adalah membuat strategi mengatasi keterbatasan data dalam penelitian arkeologi dan mengoptimalkan peran informan dan informasinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan penalaran induktif. Data primer diperoleh dari penelitian verifikasi cagar budaya tahun 2012 dan 2013 di Kabupaten Banjar yang pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi dan wawancara, didukung dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu strategi dalam mengatasi keterbatasandata dengan menggunakan informan kunci, tetapi peneliti perlu memahami karakter masyarakat dan melakukan triangulasi (pengecekan data) dengan berbagai sumber tekstual.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

kindaietam

Publisher

Subject

Social Sciences

Description

indai Etam merupakan jurnal penelitian arkeologi yang diterbitkan oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan sejak tahun 2015. Nama "Kindai Etam" berasal dari bahasa asli masyarakat Dayak Kalimantan, yaitu "kindai" yang berarti wadah dari kayu dan "etam" yang berarti kita. Secara harfiah, Kindai Etam ...