Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi
Vol 6, No 01 (2020): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 36/E/KPT/2019

PEMAKNAAN SIMBOL REOG PONOROGO DALAM TRADISI JAWA: SEBUAH KAJIAN KRITIS

Dhika Yuan Yurisma (Universitas Dinamika)
Muhammad Bahruddin (Universitas Dinamika)



Article Info

Publish Date
31 Mar 2020

Abstract

ABSTRACT This research attempts to dismantle the meaning in the Ponogogo Reog symbol by using Javanese tradition studies, both in asthabrata teachings and Javanese cosmogony: keblat papat kelimo pancer. This research is important because not many people understand the meaning contained in the Reog symbols. On the other hand, the Reog symbols are now being reduced by the interests of commercialism so as to eliminate the valuable values in them. This can be seen in the use of Reog symbols which are used as a citybranding media in the city of Ponorogo and performances that come out of the standards Reog tradition. Reog's art has turned into a commodity that is traded to the market. This study uses qualitative methods using a critical paradigm. A paradigm that assesses social reality is not a neutral reality, but is deliberately shaped by and for political, economic, and social interests that are dominated by dominant groups in society by collecting data through observation and in-depth interviews with experts in the field of Javanese culture, specifically about Reog to obtain the meaning of the Reog Ponorogo symbol from Javanese tradition. The results of this study describe the meaning in the Reog symbol and see the development of traditional Javanese art is reduced by market interests. The symbols in Reog Ponorogo have meanings related to lust that exists in humans. Symbolization in Reog's art forms valuable meanings and values in society. in general, Reog Ponorogo is a show that can provide guidance in living life for those who see it or understand it deeply. Reog is no longer an art and culture that requires special rituals in every performance but is commodified into a commercial merchandise. At this stage, Reog's products are adjusted to market demands with market standards as well. Products related to Reog are then mass-produced and even made replicas that resemble Reog. Keywords: Reog, Ponorogo, Symbols, Meanings, Cultural Values, Commodities ABSTRAK Penelitian ini berusaha membongkar makna dalam simbol Reog Ponorogo dengan menggunakan kajian tradisi Jawa, baik dalam ajaran asthabrata maupun kosmogoni Jawa: keblat papat kelimo pancer.Penelitian in penting karena tidak banyak masyarakat memahami makna yang terkandung dalam simbol-simbol Reog. Di sisi lain, simbol-simbol Reog saat ini mulai direduksi oleh kepentingan komersialisme sehingga menghilangkan nilainilai adiluhung di dalamnya.Hal ini tampak dalam penggunaan simbol-simbol Reog yang digunakan sebagai media citybranding kota Ponorogo maupun pertunjukan-pertunjukan yang keluar dari pakem-pakem tradisi Reog. Seni Reog berubah menjadi sebuah komoditas yang diperdagangkan ke pasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Sebuah paradigma yang menilai realitas sosial bukan sebagai sebuah realitas yang netral, melainkan sengaja dibentuk oleh dan untuk kepentingan politik, ekonomi, dan sosial yang dikuasai oleh kelompok-kelompok yang dominan dalam masyarakat dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam kepada ahli bidang kebudayaan Jawa, khususnya tentang Reog untuk memperoleh makna-makna simbol Reog Ponorogo dari tradisi Jawa. Hasil dari penelitian ini mendiskripsikan makna dalam simbol Reog sekaligus melihat perkembangan seni tradisional Jawa ini tereduksi oleh kepentingan pasar. Simbol-simbol dalam Reog Ponorogo memiliki makna terkait dengan nafsu yang ada dalam diri manusia. Simbolisasi dalam kesenian Reog membentuk makna-makna dan nilai-nilai adiluhung di masyarakat. secara umum, Reog Ponorogo merupakan sebuah pertunjukan yang bisa memberikan tuntunan dalam menjalani kehidupan bagi yang melihatnya atau mengerti secara mendalam. Reog bukan lagi sebuah seni budaya yang memerlukan ritual khusus dalam setiap pertunjukan melainkan dikomodifikasi menjadi sebuah barang dagangan yang dikomersialkan. Pada tahapan ini, produk Reog disesuaikan dengan permintaan pasar dengan standar-standar pasar pula. Produk-produk yang berkaitan dengan Reog kemudian diproduksi secara massal bahkan dibuat replika-replika yang menyerupai Reog. Kata Kunci: Reog, Ponorogo, Simbol, Makna, Nilai Budaya, Komoditas

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

bricolage

Publisher

Subject

Arts Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

Jurnal Magister Ilmu Komunikasi is an academic journal published twice annually (June-December) by Department of Communication in Master Degree of Universitas Bunda Mulia. This journal publishes original researches in multi concepts, theories, perspectives, paradigms and methodologies on ...