Dalam tulisan ini, penulis mencoba menelaah teks Sri Sumarah sebab padadasarnya sebuah teks juga merupakan media berkomunikasi. Teks Sri Sumarah yang bermediakan bahasa tulis menuntut keterlibatan pengarang (sebagai pembicara) dan masyarakat pembaca (sebagai mitra wicara). Tentu saja fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi baru dapat dicapai apabila teks tersebut dibaca oleh masyarakat pembaca. Melalui sebuah teks, pencipta (pengarang) Sri Sumarah--Umar Kayam--ingin berhubungan dengan masyarakat pembaca untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan atau ide-idenya.
Copyrights © 1997