Keputihan (leukorhea, white discharge atau flour albus)pengeluaran berupa lendir jenuh, tidak berwarna dan berbaumerupakan respon fisiologis alat reproduksi wanita. Faseperkembangan remaja adalah fase paling kompleks dan paling pentingbagi remaja adalah masa pubertas, pada masa ini remaja putrimengalami matangnya organ reproduksi yang akan berpengaruh padakejadian keputihan pada bagi remaja putri terutama pada periodesebelum dan sesudah menstruasi. Akan tetapi ada beberapakondisi pada remaja yang bisa menyebabkan kejadian flouralbus patologis salah satunya adalah personal hygiene. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh personalhygiene terhadap kejadian flour albus pada remaja putri. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitiananalitik debgan desain longitudinal yang bersifat prospektif(kohort). Dalam penelitian ini variabel independennya adalahpersonal hygiene sedangkan variabel dependennya adalah flouralbus. Data personal hygiene dikumpulkan menggunakankuesioner dan data flour albus menggunakan lembar observasi.Untuk mengetahui adanya pengaruh personal hygiene terhadapkejadian flour albus menggunakan uji statistik RegresiLogistik. Hasil analisis pengaruh menggunakan uji statistikRegresi Logistik dengan α 0,05 didapatkan hasil ρ Value 0,001sehingga ada pengaruh personal hygiene dengan kejadian flouralbus. Nagelkerke R Square yang mengadaptasi R square padaregresi linier menunjukkan nilai 0,552. Artinya secara umumvariabel personal hygiene dapat menjelaskan 55,2% kejadianflour albus. Nilai exp (B) variabel personal hygiene sebesar0,532 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuankemampuan personal hygiene dapat mengurangi kejadian flouralbus sebesar 0,532 kali.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkanperan serta tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkanpenyuluhan pada remaja tentang personal hygiene. Selain itu,diharapkan agar remaja putri mampu melakukan personalhygiene secara benar.
Copyrights © 2019