Bimbingan dan Konseling pada awal kelahirannya bersipat sekularistik-materialistik, hal tersebut sesuai dengan pandangan hidup orang–orang barat sebagai pencetusnya dan sesuai dengan tempat kelahirannya yaitu Amerika. Bimbingan dan Konseling di Barat tidak dikaitkan dengan Tuhan ataupun ajaran tertentu, padahal manusia mengakui adanya kekuatan yang lebih tinggi dari dirinya, layanan bimbingan dan konseling semata-mata dianggap sebagai masalah keduniaan, padahal banyak diantara manusia yang mengakui adanya kehidupan setelah mati, semua teorinya merupakan hasil kerja rasio atas dasar pengalaman masa lalu, padahal ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh otak dan pemikiran manusia. Demikian pula masalah-masalah yang dikaji tidak pernah terkait dengan dosa dan pahala sementara dalam batin manusia yang beragama selalu tertanam makna dosa dan pahala. Karenanya Bimbingan dan Konseling saat itu belum dapat menyantuni seluruh umat manusia di muka bumi. Dalam perkembangan selanjutnya mulailah disadari bahwa pada diri manusia ada potensi lain yangturut andil dalam menentukan seluruh aktivitas dan kehidupan manusia yaitu spiritualitas
Copyrights © 2008