Biaya yang terjadi pada perusahaan dapat dipisahkan berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya semivariabel menurut biaya tetap dan biaya variabel dilakukan dengan menggunakan metode least square. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor belum mengelompokkan biaya-biaya kedalam biaya variabel dan biaya tetap. Perusahaan hanya mengelompokkan dalam biaya langsung usaha, biaya tidak langsung, dan biaya di luar usaha untuk keperluan penyusunan laporan laba/rugi perusahaan. Untuk keperluan penerapan analisis BEP maka biaya-biaya tersebut dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya tetap untuk 2011adalah sebesar Rp.68.439.613.600,- dan total biaya variabel Rp.38.478.853.246,-. Selama lima tahun terakhir, penjualan perusahaan meningkat setiap tahunnya. Dengan menggunakan metode least square penulis meramalkan penjualan perusahaan 2016 sebesar Rp. 128.993.087.500,-. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor telah mencapai tingkat break event point (titik impas) bahkan tingkat penjualan perusahaan untuk 2015 sebesar Rp.114.233.723.238,- telah melampaui tingkat break event point (BEP) yaitu Rp.103.202.264.310,-. Berdasarkan analisis titik impas diperoleh bahwa besarnya laba PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogordari hasil penjualan air untuk 2015 adalah sebesar Rp. 731.118.287,232,-. Dengan menggunakan metode least square untuk peramalan penjualan, diperoleh peramalan penjualan perusahaan pada 2016 adalah sebesar Rp. 128.993.087.500,-, persentase peningkatan hasil penjualan untuk 2016 adalah 12,92%. Karena proporsional dengan kenaikan biaya variabel, maka besarnya biaya variabel adalah Rp. 43.450.321.085. Berdasarkan perhitungan BEP, Contribution Margin Ratio, dan Margin of Safety diperoleh perkiraan laba PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bobor dari penjualan air pada 2016adalah Rp. 17.103.193.472,-
Copyrights © 2016