Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran hadis di Nusantara mengalami ketertinggalan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan pembelajaran materi keagamaan lainnya, seperti tafsir, fikih dan tasawuf. Hal ini bermula sejak masuknya Islam ke Nusantara. Wajar kalau kemudian minimnya keberadaan tokoh dan kitab hadis, juga pembelajaran hadis di Indonesia, menjadi pertanyaanyang sering dilontarkan banyak orang, termasuk minimnya minat mahasiswa terhadap jurusan Tafsir Hadis. Berbagai ungkapan yang dilontarkan para peneliti terkait dengan kajian hadis masih tercecer, termarjinalkan dan masih tahap permulaan tentunya bukan tanpa alasan dan latar belakang, karena materi yang diajarkan di Nusantara pada masa awalnya masih sangat mengesampingkan hadis, demikian pula dengan keberadaan tokoh dan kitab hadis.
Copyrights © 2015