Narada : Jurnal Desain dan Seni
Vol 5, No 3 (2018)

KAJIAN RAGAM HIAS NAGA SEBA PADA BATIK CIREBON

Waridah Muthiah (Universitas Mercu Buana)



Article Info

Publish Date
23 Feb 2019

Abstract

AbstrakSebagai daerah yang berkembang dari perdagangan dan terletak di kawasan pesisir pantai utara Jawa, Cirebon secara historis memiliki banyak interaksi dengan beragam kebudayaan luar, Tiongkok, India, Persia, Arab, Eropa, Melayu, hingga Jawa. Batik, sebagai sebuah produk budaya yang bersifat visual, mencerminkan interaksi dan pengaruh dari berbagai kebudayaan tersebut. Dalam khasanah batik Cirebon, hal ini dapat dilihat pada motif-motif batik keraton seperti Mega Mendung, Wadasan, Paksi Naga Liman, Singa Payung, Macan Ali, dan Naga Seba. Kebanyakan motif tersebut menampakkan pengaruh Cina. Namun, ada pengecualian pada motif-motif hewan, salah satunya Naga Seba. Alih-alih menampakkan bentuk naga Cina, motif ini justru menampakkan ciri yang tidak terdapat pada penggambaran tradisional liong, yakni dengan keberadaan mahkota dan sepasang sayap burung. Dengan sendirinya, hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengaruh kebudayan-kebudayaan tersebut dalam perwujudan naga secara visual, dikaitkan dengan historis dan budaya, yakni mengenai filosofi, makna, dan kedudukan motif tersebut bagi keraton Cirebon pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi unsur visual, karakter, dan gaya desain elemen-elemen pembentuk motif Naga Seba, untuk kemudian mencari pengaruh yang membentuk perwujudan visual tersebut. Hal ini dilakukan melalui penelitian yang bersifat kualitatif, dengan teknik deskriptif dan komparatif. Penelitian hanya dilakukan pada motif Naga Seba keraton. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu contoh dan gambaran yang melengkapi kajian mengenai kaitan antara interaksi budaya dan pembentukan produk budaya tradisional. Kata Kunci: Naga Seba, Cirebon, ragam hias. AbstractAs a region that developed from trade and located in the north coast of Java, historically, Cirebon has many interactions with foreign cultures, specifically with Chinese, India, Persia, Arab, Europe, Malay, and Javanese culture. Batik, as a cultural product, reflects foreign influences as a result of these interactions. Exemplifications for such influences in court batik patterns are Mega Mendung, Wadasan, Paksi Naga Liman, Singa Payung, Macan Ali, and Naga Seba. Majority of these motives show Chinese influence, except in animal motives such as Naga Seba. Instead of Chinese dragon, this motive shows characteristics which cannot be found in traditional depiction of liong, that is the presence of crown and a pair of bird’s wing. This depiction raises a question about the influence of these foreign cultures in the visual representation of dragon, related with historical and cultural value, specifically about its philosophical meaning and value for Cirebon’s court and people. This research is aimed to identify visual elements, characteristics, and design style of Naga Seba pattern in Cirebon court’s batik, in order to find foreign influence in its representation. This is conducted by performing qualitative research with descriptive and comparative methods. Hopefully, this research can contribute to the study of the connection between cultural interaction and the formation of traditional product.     Keywords: Naga Seba, Cirebon, ornaments

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

narada

Publisher

Subject

Arts

Description

Narada: Jurnal Desain dan Seni diterbitkan oleh Fakultas Desain dan Seni Kreatif, Universitas Mercu Buana. Jurnal ini merupakan sarana untuk mempublikasikan tulisan ilmiah berupa hasil penelitian, hasil pemikiran (gagasan konseptual), serta hasil perancangan karya desain dan seni terapan (Applied ...