Saat proses transmisi energi listrik berlangsung maka akan terjadi losses atau rugi-rugi daya sehingga mengalami drop tegangan. Penggunaan saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Namun hal tersebut mengakibatkan timbulnya peristiwa korona. Korona dapat menimbulkan rugi-rugi korona serta gangguan terhadap lingkungan sekitar seperti timbulnya audible noise (suara bising) serta radio interference (interferensi gelombang radio). Untuk itu dalam perencanaan pembangunan jaringan SUTET diperlukan analisa tingkat rugi-rugi korona, audible noise dan radio interference yang akan terjadi pada saat level tegangan dinaikkan dari 150 kV menjadi 275 kV. Besar rugi-rugi korona saat cuaca baik terbesar terjadi pada saluran Nagan Raya-Sigli sebesar 29,8669 kW sedangkan yang terkecil terjadi pada saluran Lhokseumawe-Arun sebesar 3,004 kW. Untuk besar rugi-rugi korona saat cuaca buruk terbesar terjadi pada saluran Nagan Raya-Sigli sebesar 82,9637 kW sedangkan yang terkecil terjadi pada saluran Lhokseumawe-Arun sebesar 8,3443 kW. Besar audible noise yang dihasilkan 45,35 dB dimana termasuk dalam skala tingkat rendah menurut Kriteria Perry. Sedangkan radio interference yang dihasilkan 52,77 dB, namun hasil tersebut hanya berpengaruh pada gelombang AM.
Copyrights © 2017