Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Vol 3, No 2 (2014)

TINJAUAN FEMINISME PADA TOKOH GINKO SEBAGAI DOKTER PEREMPUAN PERTAMA DI JEPANG PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI DALAM NOVEL HANAUZUMI KARYA WATANABE JUN’ICHI

LARASATI, TYAS CAHYA (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya)



Article Info

Publish Date
06 Jan 2014

Abstract

Pada masa pemerintahan Meiji, untuk dapat bersaing dengan negaranegaraBarat, pemerintah banyak melakukan perubahan. Salah satunya adalah dibidang pendidikan. Namun, sistem pendidikan yang berdasarkan pola Barat justru masih mengandung moral Konfusianisme sehingga terjadi diskriminasi bagi perempuan. Tugas seorang perempuan berada di wilayah domestik (di dalam rumah) sedangkan laki-laki di wilayah publik (di luar rumah).Penelitian ini menggunakan pendekatan feminisme liberal yaitupandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secarapenuh dan individual. Selain itu juga digunakan teori penokohan dari Nurgiyantoro.Hasil penelitian dalam analisis ini menunjukkan bahwa perempuan Jepangpada masa pemerintahan Meiji tidak mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam novel Hanauzumi, menunjukkan perjuangan seorang perempuan untuk dapat mengenyam pendidikan yang sama dengan pendidikan laki-laki. Ginko yang memiliki semangat feminisme telah menimbulkan kesadaran feminisme dalam dirinya dan ia pun dapat menghadapi berbagai macam kendala yang dialaminya sehingga akhirnya ia dapat menjadi seorang dokter perempuan pertama di Jepang. Pada penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk menganalisisnovel ini dengan pendekatan lain yakni, pendekatan sosiologi sastra dengan tujuan memperkarya apresiasi dalam karya sastra. Kata Kunci: Perempuan Jepang, Dokter Perempuan, Feminisme, Zaman Meiji.

Copyrights © 2014