Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Vol 5, No 6 (2014)

REPRESENTASI KISAH CINTA POSTMODERN DALAM CERPEN RASEN KARYA YOSHIMOTO BANANA

ROHMAH, SRI HINDUN (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya)



Article Info

Publish Date
21 Jul 2014

Abstract

Kata kunci : Yoshimoto Banana, Postmodern, Representasi, Kisah CintaParadigma postmodern yang selalu menyajikan alternatif jawaban dari pandangan-pandangan yang muncul dalam paradigma modern, memunculkan perbedaan pandangan antar keduanya, salah satunya adalah mengenai cinta. Pandangan ‘Love is Beautiful’ yang muncul di era modern, memunculkan respondari postmodernis yang akhirnya berpengaruh pada pola pikir mereka mengenai cinta itu sendiri. Hal ini terlihat dari munculnya kisah cinta ala postmodern yangterdapat dalam karya sastra. Salah satunya adalah dalam cerpen Rasen karya Yoshimoto Banana. Cerpen ini berkisah tentang sepasang manusia modern yangsedang menjalin hubungan cinta, antara tokoh ‘Aku’ dan kekasihnya. Dalam cerpen Rasen ini, terdapat banyak problematika cinta tersendiri yang dialami oleh keduatokoh yang menjadi representasi dari kisah cinta postmodern. Oleh karena itu,dalam studi ini penulis akan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : Bagaimana representasi kisah cinta postmodern yang tertuang dalam cerpen Rasenkarya Yoshimoto Banana?Untuk menjawab penelitian di atas, penulis menggunakan teori postmodern mengenai cinta. Terutama dalam hal problematika cinta yang kemudian memunculkan posisi postmodern dalam padangannya mengenai cinta. Hal inilah yang kemudian memunculkan karakteristik kisah cinta postmodern itu sendiri. Karakteristik tersebut diantaranya adalah; mengenai pasangan yang teralienasi, diskomunikasi, ketakutan menjalin hubungan yang dialami manusia modern,termasuk diantaranya mengenai schizophrenic fragmentation.Hasil studi menunjukkan bahwa problematika kisah cinta postmodern mulaidari diskomunikasi, alienasi, ketakutan menjalin hubungan yang dialami manusia modern, schizophrenic fragmentation yang memisahkan hubungan antar individu, semuanya tergambar jelas dalam narasi dan dialog antara tokoh ‘Aku’ dankekasihnya. Hal ini pula yang kemudian semakin mengukuhkan posisi postmodern dalam pandangannya mengenai cinta. Bahwa cinta itu tidak selamanya bermakna indah, tetapi bisa bermakna lebih dari itu dengan hubungannya yang kompleks.Penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti kembali dan menggali lebih dalam cerpen Rasen karya Yoshimoto Banana ini. Mulai dari unsur ambiguitas khas Yoshimoto Banana yang kental dalam cerita, ada pula nilai estetika yang tersirat dari narasi tokoh ‘Aku’. Hal tersebut bisa dilakukan dengan  berbagai macam pendekatan teori, baik dengan menggunakan sosiologi sastra, filsafat, ataupun dengan menggunakan pendekatan psikologi melalui tokoh-tokoh didalamnya.

Copyrights © 2014