Prosiding SNAST
Prosiding SNAST 2016

KALIMANTAN UTARA GENESIS BATULEMPUNG DI PULAU NUNUKAN PROVINSI

Mutiara Effendi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)
Sutikno Bronto (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)
Pudjo Asmoro (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)



Article Info

Publish Date
26 Nov 2016

Abstract

Di Pulau Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, daerah Tanjungbatu, tersingkap batulempung yang berselang-seling dengan batu pasir kuarsa. Batuan berbutir lempung juga dijumpai sebagai hasil pelapukan batuan gunung api berkomposisi basal, yang terdiri dari lava, aglomerat, dan tuf. Selain itu ditemukan juga tanah lempung argilik sebagai produk ubahan hidrotermal di dalam fasies pusat gunung api purba Sei Apok. Melimpahnya batu lempung di daerah Nunukan mengindikasikan terjadinya perulangan proses vulkanisme berkomposisi basal yang lapuk menjadi tanah, mengalami erosi, dan terendapkan kembali sebagai batuan ubahan batulempung. Selain pengamatan lapangan, dilakukan juga analisis geokimia di laboratorium untuk mengetahui komposisi kimia batuan. Analisis geokimia dilakukan dengan metode Fluoresensi Sinar-X. Hasil analisis komposisi kimia menunjukkan bahwa sampel batulempung berhubungan dengan batuan gunung api basal. Artinya, perlapisan sedimen lempung Nunukan yang berselang-seling dengan batu pasir kuarsa merupakan rombakan dari pelapukan batuan gunung api basal dan ubahan hidrotermal. Namun, hasil menunjukkan bahwa pengaruh pelapukan lebih dominan daripada alterasi. Komposisi kimia batulempung memiliki kemiripan dengan mineral lempung ilite dan montmorillonite, terutama karena kaya unsur Al, Fe, K, dan Mg. Kedua mineral lempung tersebut terbentuk pada kondisi basa dan biasa terjadi pada shales. Hal ini bersesuaian dengan pengamatan lapangan bahwa batulempung Nunukan bercampur dengan material serpihan dan batu lumpur berukuran lanau sampai lempung. Komposisi kimia yang masih cukup berbeda menunjukkan bahwa sampel belum sepenuhnya membentuk mineral lempung.

Copyrights © 2016