Indonesia masih terus mengimpor susu sapi dalam jumlah besar dan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena jumlah produksi tidak mampu memenuhi konsumsi susu nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing susu sapi segar dalam negeri dengan menggunakan metode Policy Analysis Matrix (PAM). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bandung Barat karena memiliki produktivitas tertinggi di Indonesia dan memiliki koperasi dengan jumlah peternak dan produktivitas tertinggi yaitu Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU). Hasil analisis menunjukkan bahwa susu sapi segar memiliki keuntungan jika diusahakan anggota koperasi dalam skala usaha sedang (5-10 ekor) dan besar ( >10 ekor). Susu yang diusahakan peternak skala sedang memiliki keunggulan kompetitif dengan nilai PCR 0.99 dan memiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRCR sebesar 0.86. Peternak skala besar memiliki keunggulan kompetitif dengan nilai PCR sebesar 0.80 dan keunggulan komparatif dengan nilai DRCR sebesar 0.73. Sedangkan jika diusahakan pada skala kecil (< 5 ekor), susu tidak memiliki keunggulan kompetitif dengan nilai PCR 1.19 namun memiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRCR 0.96. Peternak bukan anggota koperasi memiliki keuntungan yang lebih rendah, keunggulan komparatif dan kompetitif yang lebih rendah.
Copyrights © 2020