Texture : Art and Culture Journal
Vol 3, No 2 (2020)

Kajian Visual Hinggi Dan Lau Untuk Upacara Kematian Suku Sumba

Ashri Eka Rizki (Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret (UNS) SURAKARTA)
Theresia Widyastuti (Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret (UNS) SURAKARTA)



Article Info

Publish Date
04 Feb 2021

Abstract

ABSTRAKHinggi dan lau merupakan Kain Sumba yang digunakan dalam berbagai upacara, salah satunya dalam upacara kematian. Di dalam hinggi dan lau mengandung cerita tersendiri yang menggambarkan Sumba. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana keterkaitan motif hinggi dan lau dengan budaya Sumba? (2) Bagaimana visual dari hinggi dan lau untuk upacara kematian.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan Teori Kebudaya milik Clifford Greetz. Lokasi penelitian dilakukan di Sumba. Berfokus pada analisis Kain Sumba khususnya hinggi dan lau untuk upacara kematian sebagai salah satu hasil kebudayaan dari masyarakat Sumba dapat dibaca untuk memahami budaya masyarakat Sumba. Hinggi dan lau untuk upacara kematian dianggap sakral dan memiliki makna filosofis yang menceritakan mengenai daur kematian, memiliki nilai lebih sebagai wujud penghormatan kepada leluhur serta sebagai wujud simbolis bagi kepercayaan adat.Hasil dari penelitian ini adalah penjelasan mengenai kaitan motif pada hinggi dan lau dengan budaya masyarkat Sumba dalam hal kepercayaan, adat serta sosial dalam tatanan hidup masyarakat Sumba, gambaran dan penjelasan akan visual dari kain hinggi dan lau untuk upacara kematian yang meliputi bentuk kuda, ayam, tau (manusia), udang, dan ular. ABSTRACT  Hinggi and lau are Sumba’s traditional sheet (Kain Sumba) used for ceremonial purposes, one of them is funeral. Hinggi and lau containts its own story that describe Sumba. This research is consisted of following topics : (1) How hinggi and lau’s motive are related to Sumba culture? (2) How hinggi and lau’s visual representation appear on funeral. The approach of this qualitative research utilize the Culture Theory purposed by Clliford Greetz. Research was conducted in Sumba. Focusing on the analysis of Kain Sumba especially hinggi and lau for funeral as one of tangible heritage of Sumba’s people, that can be read, studied and comprehended. Hinggi and lau considered sacred and contais the philosophy that describe the Cyrcle of Death, has the extra virtue of respect to the ancestors and also as a symbolic representation of traditional faith.The result of this research is to describe how hinggi and lau are related to the culture of Sumba people, in faith, social and tribal life of Sumba people. Also as visual description of hinggi and lau for funeral 

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

TXT

Publisher

Subject

Arts Humanities Education Social Sciences

Description

Texture art and culture journal, memuat artikel hasil penelitian ilmiah dalam spektrum penciptaan dan pengkajian seni rupa dan budaya. Lokus seni rupa berfokus pada praktik artistik dalam beragam medium ungkap, baik dua dimensi, tiga dimensi, hingga ragam praktik seni intermedia. Budaya dilihat ...