Program pengembangan kawasan pertanian nasional di Propinsi Sulawesi Barat yang berupa perkebunanan kakao merupakan program strategis nasional Kementerian Pertanian. Pengembangan kawasan perkebunan kakao diharapkan berdampak terhadap peningkatan perekonomian petani kakao yang ada. Produksi kakao di sekitar kawasan umumnya masih rendah (0,5t/ha), hal ini karena tanaman kakao terkena serangan hama PBK (penggerek buah kakao) dan busuk buah (VCD). Pengembangan perkebunan kakao yang menggunakan bibit klonal dapat meningkatkan produksi. Peningkatan adopsi petani terhadap teknologi introduksi tanaman kakao dilakukan dengan cara sosialisasi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar selama tahun 2015. Teknologi pengembangan kakao di Sulawesi Barat dilakukan dengan mengitroduksi paket teknologi budidaya kakao beruapa sanitasi lahan, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta peningkatan mutu biji kakao melalui inovasi teknologi Fermentasi. Pada kawasan pendampingan di Kabupaten Mamuju, petani kakao mampu menerapkan teknologi introduksi budidaya sebesar 56,40% dengan produktivitas sebesar 0,702 t/ha. Sedangkan di Polewali Mandar penerapan inovasi teknologi budidaya sebesar 59,40% dengan produktivitas 0,706 t/ha. Inovasi teknologi peningkatan mutu biji kakao pada kawasan pengembangan kakao di Mamuju hanya sebesar 24%, sedangkan di Polewali Mandar sebesar 29%. Peningkatan inovasi teknoologi budidaya berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan produktivitas hasil biji kakao pada kedua kawasan pengembangan, sehingga peluang produktivitas masih berpotensi untuk ditingkatkan. Penerapan teknologi sperti ini diharapkan dapat dikembangkan pada kawasan yang lebih luas lagi. pada akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi atau pendapatan serta kesejahteraan petani.
Copyrights © 2019