Kebutuhan listrik adalah kebutuhan dasar masyarakat Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan kebutuhan listrik semakin meningkat. Sehingga, produksi energi listrik perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Namun, kebutuhan listrik tidak dapat dipenuhi oleh pembangkit listrik yang dimiliki oleh negara. Oleh karena itu, energi terbarukan didorong oleh pemerintah untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi. Mengkonversi energi surya menjadi energi listrik melalui perangkat panel surya adalah salah satu contoh alternatif untuk mendapatkan energi terbarukan. Pada penelitian ini, bertujuan untuk menganalisis terkait faktor keekonomian sistem on grid pembangkit listrik tenaga surya pada beban rumah tangga tipe 2200VA dengan dua jenis profil beban yang berbeda. Hasil perhitungan faktor keekonomian energi untuk sistem on grid pembangkit listrik tenaga surya berdasarkan atas perhitungan Net Present Cost (NPC) dan Break Even Point (BEP) dengan cara membandingkan hasil dari rumah sebelum dan sesudah menggunakan sistem on grid PLTS. Berdasarkan hasil analisis pada rumah teliti diperoleh penurunan daya sebesar 21,89% dibandingkan dengan rumah banding. Sehingga, NPC dapat turun sebesar 13,12%-15,31% dengan rentang tagihan listrik sebesar Rp 23.060.260,00 – Rp 25.195.970,00. Sedangkan, hasil analisis dengan melihat kecepatan modal kembali atau BEP menunjukkan bahwa sistem on grid PLTS pada rumah teliti lebih unggul dibandingkan dengan rumah banding dengan hasil pada jenis BEP Simple Payback sebesar 7,60 tahun dan Discounted Payback sebesar 8,73 tahun.
Copyrights © 2020