Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif
Vol 18, No 1 (2021)

Moderasi Beragama menurut Al-Qur’an dan Hadist

Nurdin, Fauziah (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Jan 2021

Abstract

Religious moderation is a moderate understanding and practice of worship in religion, balanced, not extreme, and excessive. This article aims to know that the Koran and Hadith as the holy book of Muslims have roots and have great potential to invite their people to commit violence and terror, especially against people of other religions.  In this research, the author uses the maudhu'i tafsir method, which is to raise one topic and then select several verses and Hadiths relating to religious moderation and then relate them to the contexts related to the problem being studied. The results of the study show that the Koran and Hadith do not invite Muslims to commit violence, extremes, and excessive religion. The Koran and Hadith offer that understanding and practicing religion must go through the path of balance and be in a middle way so that religion seems friendly, gentle and compassionate. Even balance is a necessity, including the laws of nature as the harmony of life. Otherwise, this world will be destroyed and perish.ABSTRAKModerasi beragama adalah moderatnya pemahaman dan amalan beribadah dalam beragama, seimbang tidak ekstrem dan berlebih-lebihan. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui apakah Al-Quran dan Hadis sebagai kitab suci umat Islam mempunyai akar dan berpotensi besar mengajak umatnya untuk melakukan kekerasan dan teror terutama terhadap umat beragama lain. Dalam penelitiannya ini, penulis menggunakan metode tafsir maudhu’i yaitu mengangkat satu topik kemudian memilih beberapa ayat dan Hadis yang berkenaan dengan moderasi beragama kemudian menghubungkan dengan konteks-konteks yang terkait dengan masalah yang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Quran dan Hadis tidak mengajak umat Islam untuk melakukan kekerasan, ekstrem dan berlebih-lebihan dalam beragama. Al-Quran dan Hadis menawarkan bahwa memahami dan mengamalkan agama harus melalaui jalur keseimbangan dan berada di jalan tengah sehingga agama terkesan ramah, lembut dan kasih sayang. Bahkan keseimbangan merupakan suatu keniscayaan termasuk pada hukum alam sebagai harmoninya kehidupan. Jika tidak demikian dunia ini akan hancur dan binasa.

Copyrights © 2021