Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besar berupa berkurangnya frekuensi defekasi, sensasi tidak puas saat buang air besar,terdapat rasa sakit,perlu ekstra mengejan atau feses yang keras. Penderita konstipasi dapat diatasi dengan metode farmakologi ataupun nonfarmakologi. Salah satu pengobatan dengan cara nonfarmakologi adalah Terapi air, yaitu suatu metode yang dapat mencairkan komponen-komponen makanan padat yang tidak dapat larut agar sarinnya dapat diserap,sehingga dapat mempercepat proses defekasi. Desain penelitian ini adalah pra eksperimen dengan one group pretest posttest. Sampel berjumlah 21 orang. Sampling dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lamanya BAB dan konsistensi feses yang mengeras yang dirasakan responden sebelum dilakukan terapi air adalah Lamanya BAB 3 hari sebanyak 17 responden (81%), dan konsistensi feses yang keras sebanyak 21 orang (100%), setelah dilakukan Terapi air adalah lamanya BAB sudah berkurang menjadi 2 hari yaitu sebanyak 18 responden (85,7%) dan konsistensi feses tidak mengeras yaitu 18 responden (85,7). Hasil Analisis menunjukkan bahwa Terapi air mempengaruhi terhadap penanganan konstipasi (ρ value = 0,01). Melihat hasil penelitian ini, diharapkan bagi ibu post partum yang sudah mengikuti pelatihan terapi air untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang efektif dilakukan setiap hari.
Copyrights © 2016