Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains

Scoping Review: Perbandingan Cure Rate Obat-obat Antiskabies di Formularium Nasional dengan Non-Formularium Nasional

Rizki Amalia Nashuha (Unknown)
Satryo Waspodo (Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, RS Muhammadiyah/Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung)
Yani Triyani (Bagian Patologi Klinis, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung)



Article Info

Publish Date
31 Jul 2021

Abstract

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var. hominis. Di Indonesia, skabies merupakan urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Terdapat sebelas faktor yang dapat memengaruhi prevalensi skabies di suatu komunitas salah satunya adalah kegagalan pengobatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan cure rate obat-obat antiskabies di Formularium Nasional dengan Non-Formularium Nasional. Metode penelitian ini adalah scoping review yang dilakukan dari bulan September–Desember 2020. Pencarian sistematis artikel dilakukan melalui database elektronik, yaitu PubMed, Science Direct, Springer Link, Google Scholar, dan Cochrane sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak termasuk eksklusi serta dilakukan skrining menggunakan kriteria PICOS (Pasien, Intervention, Comparison, Outcome, dan Study). Dari hasil pencarian, terdapat 17 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dari 17 artikel, 12 artikel menunjukkan bahwa permethrin merupakan obat yang memiliki cure rate lebih baik daripada benzyl benzoate, ivermectin, gamma benzene hexachloride, dan crotamiton. Dua artikel menunjukkan ivermectin memiliki cure rate lebih tinggi daripada lindane dan sulfur. Satu artikel menunjukkan terapi kombinasi sulfur lebih baik daripada terapi tunggal. Satu artikel menunjukkan bahwa Tinospora cordifolia memiliki cure rate yang tinggi. Satu artikel menunjukkan bahwa afoxolaner dapat dijadikan obat antiskabies. Simpulan, cure rate permethrin tinggi sehingga permethrin dapat dijadikan terapi utama skabies. SCOPING REVIEW: CURE RATE COMPARISON OF ANTISCABIETIC DRUGS OF NATIONAL FORMULARY AND NON-NATIONAL FORMULARYScabies is a skin disease caused by the mite Sarcoptes scabiei var. hominis. In Indonesia, scabies is the third of the 12 most common skin diseases. Eleven factors can influence the prevalence of scabies in a community, one of which is treatment failure. This study aims to compare the antiscabies drugs cure rate in the National Formulary with the National Non-Formularium. The research method is a scoping review conducted from September–December 2020. Article systematic searched were carried out through electronic databases, namely PubMed, Science Direct, Springer Link, Google Scholar, and Cochrane by the inclusion criteria and not exclusion and screening using the PICOS criteria (Patient, Intervention, Comparison, Outcome, and Study). From the search results, 17 articles matched the inclusion criteria. From 17 articles, 12 articles show that permethrin has a better cure rate than benzyl benzoate, ivermectin, gamma benzene hexachloride, and crotamiton. Two articles show that ivermectin has a higher cure rate than lindane and sulfur. One article suggests sulfur combination therapy is preferable to single therapy. One article shows that Tinospora cordifolia has a high cure rate. One article shows that afoxolaner can be used as an antiscabies drug. The conclusion is that permethrin has a high cure rate, so permethrin can be used as the main therapy for scabies.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

jiks

Publisher

Subject

Dentistry Health Professions Medicine & Pharmacology Nursing Public Health

Description

Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) adalah jurnal yang memublikasikan artikel ilmiah kedokteran dan kesehatan yang terbit setiap 6 (enam) bulan. Artikel berupa penelitian asli, laporan kasus, studi kasus, dan kajian pustaka yang perlu disebarluaskan dan ditulis dalam bahasa Indonesia dengan ...