Buletin Farmatera
Vol 6, No 2 (2021)

Analisis Drug Related Problems Pada Pasien Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

Dimas Pramita Nugraha (Fakultas Kedokteran Universitas Riau)
Afdal Afdal (Functional Group Position Lecturer of Surgery Faculty of Medicine, University of Riau)
Anggit Armedo Pratama (Faculty of Medicine, University of Riau)
Sandrina Kemala (Faculty of Medicine, University of Riau)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2021

Abstract

Abstrak.Prevalensi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) progresif dan meningkat secara linear seiring bertambahnya usia. Selain tingginya prevalensi penyakit komorbid pada populasi usia tua, pasien dengan BPH lebih cenderung diresepkan berbagai macam obat, yang mengarah pada peningkatan risiko interaksi obat-obatan, pasien BPH berisiko mengalami drug related problems (DRP). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor terkait DRP pada pasien BPH. Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang dilakukan di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, data yang diambil dari Januari 2017 sampai dengan Desember 2019. Klasifikasi DRP menggunakan Pharmaceutical Care Network Europe Classification Version (PCNE) 5.01. Hubungan antara variabel kategorik di analisis menggunakan pearson chi-square. Pada studi ini sebagian besar pasien berusia tua (73,9%), bersuku Melayu (31,9%). Karakteristik klinis pasien BPH 84,5% memiliki masa menderita BPH kurang dari 1 tahun, komplikasi BPH yang paling banyak dijumpai adalah hematuria sebesar 34,3% dan penyakit komorbid yang paling banyak adalah hipertensi 26,6%. Sebagian besar pasien menggunakan monoterapi golongan Alpha blocker (89,3%). Dijumpai total 40 DRP, kategori DRP yang paling banyak dijumpai adalah masalah interaksi  berupa potensi terjadi interaksi obat (97,5%) diikuti masalah pemilihan obat berupa ketidaktepatan dalam duplikasi grup terapi (2,5%). Faktor yang berhubungan signifikan dengan terjadinya DRP pada pasien BPH adalah adanya komplikasi BPH (p=0,007, RR= 2,77), hipertensi (p= 0,011, RR= 2,04), dan polifarmasi (p=0,00, RR=4,79). Studi ini mengindikasikan bahwa masih terdapat DRP pada pasien BPH terutama yang berkaitan dengan potensi interaksi obat. DRP yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan morbiditas terkait obat dan jika tidak diperhatikan  atau tidak ditangani, hal itu dapat menyebabkan kematian berterkaitan obat.

Copyrights © 2021