Latar Belakang: Bladder training pada pasien benign prostat hipertropy (BPH) memiliki tujuan untuk menguatkan otot bladder detrusor setelah kateter dilepaskan, namun tindakan ini cenderung dapat menimbulkan bahaya bagi pasien seperti resiko pendarahan dan resiko infeksi. Mayoritas perawat melakukan tindakan ini berdasarkan keputusannya sendiri dan pengetahuan mereka. Tujuan: untuk mengetahui, menganalisis dan merangkum tentang manfaat dan potensi bahaya dari tindakan bladder training pada pasien BPH. Metode: Artikel yang relevan diperoleh dari pencarian Google Scholar search engine. Pencarian dibatasi dalam rentang 7 tahun (2013-2019) dan artikel bahasa inggris dengan kata kunci : “bladder training” clamp*ing, catheter”. Hasil: 4 artikel yang terinklud. Bladder training tidak berpengaruh positif terhadap berkemih spontan atau TWOC pada kasus BPH, namun pada kasus postprostatetomi kanker prostat tindakan membantu mengurangi inkontenensia. Kesimpulan: Bladder training mungkin tidak memiliki manfaat terhadap TWOC pada pasien BPH dan cenderung merugikan pasien. Namun bladder training masih dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu. Hasil awal ini, perlu dikaji lebih lanjut untuk menjadi pertimbangan praktisi dalam melakukan bladder training
Copyrights © 2021