KINAA: Jurnal
Vol 4 No 2 (2019)

Rapasan Sundun: Suatu Tinjauan Teologis Tentang Makna Rapasan Sundun dan Kontekstualisasi Pemaknaannya dalam Kehidupan Warga Jemaat Sion Batupela’ Klasis Sasi Utara Lembang Bangkelekila’

Risna Purwati Pelen (Unknown)
Agustinus K Sampeasang (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Dec 2019

Abstract

Upacara rapasan sundun merupakan tingkatan upacara yang memiliki makna dalam kehidupan masyarakat Toraja. Dulunya pelaksanaan upacara ini merupakan sarana untuk mengorbankan berbagai macama kurban yang dipahami sebagai bekal bagi sang mendiang untuk selanjutnya dibawa ke tempat peristirahatan yang disebut Puya. Kurban yang paling dominan dalam pelaksanaan upacara ini adalah kurban hewan yakni kerbau yang berjumlah 24 ekor yang didalmnya semua jenis kerbau ada, karena itu pelaksanaan upacara ini dianggap tingkat upacara sempurna yang jika dilakukan akan berfungsi mengantar mendiang kembali ke langit menjadi dewa untuk selalu memberkati keluarganya. Pada zaman sekarang ini rapasan sundun, tetapi dalam pemaknaan dan pemahaman kekristenan. Dengan demikian pelaksanaan upacara rapasan sundun kini perlahan telah dikontekstualisasikan secara kekristenan bahwa semua persoalan yang menyangkut kematian dan keselamatan semata-mata adalah otoritas Allah. Segala macam kurban-kurban yang dikurbankan tidak dapat menyamai pengorbanan Yesus Kristus, sehingga kurban hewan yang dikurbankan hanyalah untuk konsumsi selama upacara dilaksanakan atau untuk dibagikan kepada masyarakat setempat sesuai dengan adat dan budaya Toraja.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

kinaa

Publisher

Subject

Religion Humanities Education

Description

Kinaa is a word in Toraja languages that means full of wisdom. Kinaa is one of the core characters of Toraja culture. This character process is not instant. A person who is followed and emulated is one who has the character of quinine. Another character is manarang which means clever, barani means ...