AbdiTechno (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Jurnal AbdiTechno, Vol. 1, Nomor 1, Januari 2021

PKM Kelompok Tani Sawah Tadah Hujan di Kelurahan Banyorang Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng

Iqbal Iqbal (Unhas)
Mahmud Achmad (Unhas)
Supratomo Supratomo (Unhas)
Diyah Yumeina (Unhas)



Article Info

Publish Date
20 Jan 2021

Abstract

Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk Indonesia. Usaha untuk meningkatkan produksi padi telah berhasil dilakukan oleh pemerintah, namun belum diikuti dengan penanganan pascapanen yang baik. Perontokan padi saat panen secara manual (gebot) menyebab tingkat kehilangan mendekati 5%. Sekitar 1000 ha persawahan yang ada di kecamatan Tompobulu berada pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan petakan-petakan kecil (<0,15 ha) dan berpola sawah terassering. Masalah utama yang dihadapi petani di kecamatan Tompobulu kabupaten Bantaeng dalam penanganan pascapanen padi adalah tingginya susut (losses) baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Permasalahan tersebut berakibat adanya kecenderungan tidak memberikan insentif kepada petani untuk memperbaiki tingkat pendapatannya. Padi atau gabah yang kadar airnya tinggi mempunyai sifat mudah rusak dan akan mengalami susut pada saat penanganan pascapanen. Menurut BPS (2016) angka produksi gabah sebesar 75 juta ton GKG (Gabah Kering Giling) sesungguhnya dapat lebih tinggi lagi apabila dilakukan penanganan yang baik pada saat panen. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS, 2016) menunjukkan bahwa susut hasil panen padi di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yaitu 9,5% yang terjadi pada saat panen dan 4,8% saat perontokan. Penanganan pascapanen yang baik dan tepat dapat menekan susut dan menghasilkan kualitas gabah/beras yang tinggi sehingga dapat meningkatkan harga jual gabah/beras petani. Teknologi penekanan kehilangan hasil yang dipilih untuk diterapkan harus teknologi yang sesuai dengan spesifik lokasi. Teknologi tersebut tidak bertentangan dengan masyarakat pengguna, baik secara teknis, ekonomis maupun sosial budaya masyarakat setempat. Secara umum metode atau teknologi untuk menekan kehilangan hasil panen dapat ditempuh dengan sistem panen beregu, yang dilengkapi dengan unit alat perontok dengan penerapan proses yang baik. Pada daerah dengan pemilikan lahan sempit, penerapan teknologi yang dapat dilakukan yaitu dengan cara pengembangan sistem panen yang dilengkapi dengan mesin perontok padi atau Power Thresher. Permasalahan di atas mengindikasikan bahwa teknologi tepat guna berupa perontok gabah (power thresher) sangat dibutuhkan oleh petani di kelurahan Banyorang kecamatan Tompobulu, mengingat topografi persawahan yang terletak di daerah perbukitan (ketinggian ± 500 mdpl) dengan persawahan berbentuk terasering sehingga tidak memungkinkan alat dan mesin panen modern (combine rice harvester) beroperasi di daerah tersebut.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

abditechno

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Electrical & Electronics Engineering Energy Engineering Industrial & Manufacturing Engineering Mechanical Engineering

Description

Jurnal AbdiTechno merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin. Edisi Perdana terbit dalam bentuk elektronik pada Bulan Januari dan Juli 2021. Jurnal ini ditujukan sebagai wahana publikasi artikel dosen dan peneliti tentang hasil pengabdian pada ...