Latar belakang : masalah pulpa dan periodontal menyebabkan lebih dari 50% kehilangan gigi. Laporan kasus ini merupakan kasus lesi primer endodontik dengan lesi sekunder periodontal yang secara klinis terdapat sinus tract. Kondisi ini merupakan kasus yang secara kolaborasi dikerjakan oleh bidang konservasi gigi, prostodontik dan bidang periodonsia untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Laporan kasus : terdapat tiga kasus lesi endodonti-periodontal, dua merupakan kasus (gigi 21 dan 37) yang setelah beberapa tahun dilakukan perawatan saluran akar (PSA) mengalami pembentukan sinus tract, dan satu kasus (gigi 47) yang setelah PSA namun tidak memeperlihatkan perbaikan sinus tract yang terbentuk di gingiva. Tindakan bedah flap periodontal dilakukan untuk mencari penyebab, menghilangkan jaringan granulasi, dan memperbaiki kerusakan tulang alveolar yang terjadi. Seluruh kasus mengalami kerusakan tulang anguler di daerah furkasi pada gigi posterior (37 dan 47), dan daerah interdental gigi 12-22; sedangkan satu kasus (gigi 12-22) juga mengalami fenestrasi di fasial gigi 21. Defek tulang anguler dan daerah fenestrasi setelah dibersihkan dari jaringan granulasi yang terinfeksi, diisi dengan graf tulang dan ditutup oleh membran pericardium sebagai guided tissue regeneration (GTR), kemudian ditutup degan penjahitan. Kontrol 14 hari setelah tindakan bedah, sinus tract telah hilang dan warna gingiva normal. Kesimpulan : lesi endodontik-periodontal yang memperlihatkan sinus tract yang persisten setelah perawatan saluran akar merupakan indikasi adanya kerusakan periodontal yang kompleks. Terapi bedah regeneratif setelah perawatan saluran akar dapat berperan dalam menghilangkan sinuc tract.
Copyrights © 2021