Kelor (Moringa oleifera) memiliki banyak manfaat sebagai tanaman fungsional. Budidaya tanaman kelor banyak dilakukan di lahan ultisol yang memiliki unsur hara K yang rendah karena terikat oleh senyawa lain, sehingga perlu alternatif penggantinya. Pemanfaatan garam krosok (NaCl) sebagai sumber hara alternatif pengganti pupuk kalium (KCl) pada tanaman budidaya telah banyak dilakukan. Penelitian ini akan membahas penggunaan garam krosok pada budidaya tanaman kelor di lahan ultisol. Penelitian dilakukan dengan menggunakan RAL dengan perlakuan tunggal sebagai berikut: pemberian garam krosok G0 (0 g ),G1 (2 g),G2 (3 g) dan G3 (4 g) yang diulang sebanyak 6 kali. Penelitian menunjukkan bahwa aplikasi garam krosok pada tanaman kelor mempunyai dampak yang signifikan terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter lingkar batang, berat basah dan berat kering akar, batang dan daun. Perlakuan G2 (garam krosok 3 g tan-1) menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun majemuk, diameter lingkar batang, berat basah dan berat kering akar,batang dan daun terbaik. Penggunaan dosis > 3 g tan-1 menyebabkan pertumbuhan tanaman kelor terhambat.
Copyrights © 2021