Dunia pendidikan abad ke-21 menuntut sistem pembelajaran yang mengembangkan keterampilan kompetitif yang berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) yang salah satunya adalah berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis diasah dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Namun faktanya, data yang didapat dari Program for International Student (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia, berada di peringkat 5 ke bawah dari 70 negara yang lainnya. Hal ini membuktikan masih minimnya praktik berpikir kritis yang diajarkan pada anak-anak lewat mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, munculah hipotesa bahwa Read-Answer-Discussion-Explain, and-Create (RADEC) dapat menjadi jalan keluar permasalahan ini sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan berpikir dan hasil belajar pelajar didik dengan menerapkan model pembelajaran RADEC. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengumpulkan dan menghasilkan data deskriptif sehingga kemudian menghasilkan gambaran holistik (gambaran realita lapangan). Observasi dilakukan di SDN Tegalkalong sebagai objek penelitian. Sampel penelitian untuk wawancara diambil dengan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan focus group discussion dianalisis dengan metode Miles and Huberman. Hasil penelitian menemukan bahwa Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) yang sudah ada dalam SDN Tegalkalong sudah sesuai dengan RADEC. Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa model RADEC dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Proses pemecahan masalah, mengkomunikasikan dan mengkolaborasikan, serta kreatifitas dan inovasi menjadi bagian terpenting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Copyrights © 2020