AbstrakPesan-pesan yang maknanya sama dengan kata petuah/wasiat dalam bahasa Indonesiaadalah salah satu bentuk sastra klasik Bugis yang hingga kini masih dihayati dan dipatuhioleh masyarakat yang berlatar bahasa dan budaya Bugis. Pesan-pesan tersebut berfungsisebagai alat perekat hubungan antarindividu dan sumber hukum dan peraturan yangmampu mengetuk hati, pikiran, dan memerintahkan orang supaya berlaku jujur, berperilakusopan santun, tahu adat istiadat, dan tata krama dalam hidup bermasyarakat. Tulisan inimenggambarkan sejumlah nilai dan ajaran moral sebagai cerminan kearifan lokal budayaBugis yang hingga kini masih berlaku di dalam masyarakat. Di samping itu, juga digambarkanpula berbagai manfaatnya dan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan agar jenis sastratersebut tetap dihayati dan dipatuhi sepanjang zaman. Pendekatan yang digunakan dalamkajian ini menggunakan dua teori yaitu, pendekatan pragmatik dan sosiologi sastra. Metodedan teknik yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulandata, digunakan teknik pencatatan, wawancara, perekaman, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat terbahas beberapa nilai luhur dalam Pappasenna To Maccae riLuwu Sibawa Kajao Laliqdong Ri Bone, yaitu 1) kejujuran, 2) keteguhan, dan 3) harga diri (sirik). Kata kunci: sastra lisan, nilai-nilai luhur, pesan-pesan.AbstractMessages that have the same meaning as the word will in Indonesian are a classic Buginese literary form which is still lived up to and adhered to by people with a background in Buginese language and culture. These messages serve as a means of gluing interpersonal relationships and a source of laws and regulations capable of fulfilling thoughts, orders from people who are honest, behave politely, knowcustoms, and manners in social life. This paper describes a number of values and moral teachings as areflection of the local wisdom of Buginese culture which is still valid in society. A part from that, itsvarious benefits will also be described and wise efforts have been made to ensure that this type of literaryis lived up to and adhered to throughout the ages. The approach used in this study uses two theories,namely, the pragmatic approach and the sociology of literary. The methods and techniques used inthis study are descriptive methods. Data collection, used recording techniques, interviews, recording,and literary study. Based on the results of the report, it can be discussed some of the noble valuesin Pappasenna To Maccae ri Luwu Sibawa Kajao Laliqdong Ri Bone, namely (1) honesty, (2)Persistence, and (3) self-esteem (envious).Key words: oral literature, noble values, messages.
Copyrights © 2021