Pada era kolonial, pondok pesantren menjadi satu-satunya pendidikan rakyat yang berkembang dan dilaksanakan olependidikan rakyat yang berkembang dan dilaksanakan oleh dan untuk rakyat, baik di surau-surau, maupun di temnpat-tempat terbuka dengan sistem dan kurikulum khas. Pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan rakyat, tetapi juga menjadi pusat dan simbol perlawanan terhadap kolonial. Untuk dunia pesantren, perspektif Islam tentang lingkungan dengan mengutip ayat Alquran, Hadits Nabi dan ijtihad fuqaha, kesimpulannya ada sembilan ajaran etik Islam tentang lingkungan. (1) Menyayangi binatang, jangan diganggu habitatnya, jangan dibunuh, kecuali atas dasar yang hak. (2) Mencintai tanaman dan gemar menanam, tidak memusnahkan kecuali dengan dasar yang benar. (3) Menghemat air dan tidak mengotorinya. (4) Menghemat energi. (5) Tidak mengotori (polusi) udara. (6) Membuang sampah pada tempatnya. (7) Menjaga kebersihan sungai dan laut. (8) Adil dan ihsan terhadap lingkungan, adil sama dengan memberi seimbang dengan yang diambil, ihsan memberi lebih dari yang diambil,seperti menanam dan menebang pohon. (9) Ketamakan satu orang manusia tidak dapat dipenuhi oleh sumber daya alam, tetapi kebutuhan manusia dapat dipenuhi oleh alam. Dalam konteks lembaga pendidikan Islam (Pesantren) untuk mewujudkannya diperlukan jejaring dan kemitraan antara pemerintahan, dunia swasta dan pondok pesantren.
Copyrights © 2010