Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan Metode Ceramah. Untuk mengetahui apakah Tingkat pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Metode Ceramah berhubungan dengan prestasi awal. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Metode Ceramah dengan prestasi siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Jember 1. Hasil penelitian menunjukkan Tingkat pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan Metode Ceramah. Dengan pengkonsultasian nilai F hitung 4.788859655 dan F tabel 3.99 maka F hitung > F tabel terdapat pengaruh. Tingkat pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Metode Ceramah tidak berhubungan dengan prestasi awal. Dengan pengkonsultasian nilai F hitung 0.092804855 dan F tabel 3.14 maka F hitung < F tabel tidak terdapat pengaruh. Tidak terdapat interaksi antara penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Metode Ceramah dengan prestasi siswa. Dengan pengkonsultasian nilai F hitung 1.038540086 dan F tabel 3.14 maka F hitung < F tabel tidak terdapat pengaruh. Maka dapat disimpulkan model Pembelajaran Berbasis Masalah cocok digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan prestasi, aktivitas dan kreativitas. Selain itu model pembelajaran ini cocok diterapkan untuk siswa dengan berbagai tingkat prestasi tidak hanya siswa dengan prestasi-prestasi tertentu saja. Sehingga Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran pilihan yang dapat diterapkan di sekolah.
Copyrights © 2021