Naturalis : Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Vol. 10 No. 2 (2021)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN SELUMA

Ikhwan Efendy (Prodi Pengelolaan Sumberdaya Alam, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)
Agus Susatya (Prodi Pengelolaan Sumberdaya Alam, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)
Bieng Brata (Unknown)
Yurike Yurike (Prodi Pengelolaan Sumberdaya Alam, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)



Article Info

Publish Date
31 Oct 2021

Abstract

Ketersediaan lahan di bidang pertanian merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan peran sektor pertanian secara berkelanjutan, terutama untuk mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. Namun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah tingginya tekanan terhadap lahan, sehingga terjadi persaingan pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan non pertanian. Meningkatnya permintaan lahan untuk kegiatan non pertanian pada akhirnya menyebabkan terjadinya konversi lahan pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji implementasi kebijakan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Seluma dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Seluma. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan usaha mengumpulkan, menyusun dan menginterprestasikan data yang ada kemudian menganalisa data tersebut, menelitinya, menggambarkan dan menelaah secara lebih jelas dari berbagai faktor yang berkaitan dengan kondisi, situasi dan fenomena yang diselidiki. Implementasi perlindungan lahan berkelanjutan masih menghadapi kendala. Mayoritas responden (75,00%) berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh tidak pernah dilakukan sosialisasi; implementor kurang responsif (68,75% responden); kurang paham terhadap kebijakan (72,25% responden); kurang lengkapnya data pendukung (62,50% responden); SOP yang tidak jelas (58,75% responden); koordinasi lintas sektoral masih jarang (73,75% responden); tekanan ekonomi (71,25 % responden).

Copyrights © 2021