Produksi bawang merah di Sulawesi Tengah mengalami penurunan sebesar 12,03% dari tahun 2019 ke tahun 2020. Pada tahun 2019, produksi bawang merah sebesar 6.508 ton, sedangkan pada tahun 2020 produksi hanya mencapai 5.725 ton. Bawang merah memerlukan ketersediaan air yang optimal untuk mendukung pertumbuhannya. Pemberian air yang tepat bertujuan untuk mengefisienkan penggunaan air serta menghindarkan tanaman dari penyakit jamur terutama pada kondisi kelembaban yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan, yaitu penyiraman 2 kali sehari, 1 hari sekali pada pagi hari, 1 hari sekali pada sore hari, 2 hari sekali pada pagi hari, 2 hari sekali pada sore hari, 3 hari sekali pada pagi hari, dan 3 hari sekali pada sore hari. Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 21 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyiraman berpengaruh nyata hingga sangat nyata pada parameter tingggi tanaman 4 dan 5 MST, jumlah daun 5 MST, bobot segar umbi, dan persentase susut bobot pada bawang merah. Perlakuan penyiraman 2 kali sehari menunjukan nilai tertinggi untuk parameter tinggi tanaman dan, bobot basah umbi dan jumlah daun, selain itu untuk parameter persentase susut bobot menunjukan hasil paling rendah.
Copyrights © 2022