El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat
Vol 4, No 1 (2020)

KONSEP TERPISAHNYA LANGIT DAN BUMI (STUDI ANALISIS ATAS PENAFSIRAN FAKHRUDDIN AR-RAZI DALAM MAFATIH AL-GHAIB TERHADAP Q.S AL-ANBIYA' AYAT 30)

Moh Jufriyadi Sholeh (Institut Dirosat Islamiyah al-Amien Prenduan)
Ramadhan Ramadhan (Institut Dirosat Islamiyah al-Amien Prenduan)



Article Info

Publish Date
22 Feb 2020

Abstract

Penelitian ini berangkat dari tingginya frekuensi interpretasi ayat al-Qur’an dengan mengkorelasi-relevansikannya kepada ilmu sains modern yang kemudian dikenal dengan istilah Tafsi>r ‘Ilmi>. Dalam hal ini, teori penciptaan alam semesta dan Q.S al-Anbiya>  ayat 30 yang menjelaskan tentang konsep terpisahnya langit dan bumi yang dulu pernah menyatu menjadi tema menarik sekaligus penting untuk dikaji baik di era klasik maupun modern. Hal ini sekaligus menjelaskan pentingnya metode komparasi dalam upaya menciptakan perspektif yang berimbang antara tafsir klasik-ilmi yang dalam penelitian ini diwakili oleh Fakhruddi>n ar-Ra>zi>, dan tafsir modern-ilmi yang diwakili oleh T{ant}a>wi> Jauhari>. Fokus penelitian ini adalah bagaimana konsep terpisahnya langit dan bumi menurut Fakhruddi>n ar-Ra>zi> dan T{ant}a>wi> Jauhari>, serta bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif pustaka, di mana sumber datanya terdiri dari dua macam, yaitu sumber data primer dan sekunder. Sementara sifat dari penelitian ini adalah deskriptif-analitis-komparatif. Deskriptif berkaitan dengan pengumpulan serta penguraian data. Analitis digunakan dalam kerangka analisis data. Sedangkan komparatif digunakan untuk melihat perbedaan dan pesamaan antara penafsiran kedua tokoh tersebut  terhadap penafsiran Q.S Al-Anbiya> ayat 30. Menurut Fakhruddi>n ar-Ra>zi>, terpisahnya langit dan bumi berawal dari Allah menciptakan angin dan meletakkan diantara keduanya, sehingga terpisahnya langit dan bumi. Setelah keduanya terpisah, Allah mengangkat langit ke atas dan bumi tetap pada tempatnya, dan menjadikan langit tujuh tingkatan dan bumi tujuh tingkatan. Hal ini menurut Fakhruddi>n ar-Ra>zi> adalah petunjuk bahwa penciptaan bumi lebih dahulu daripada langit. Selain itu, sebelum Allah memisah langit dan bumi keadaan waktu itu mengandung kemashlahatan bagi para malaikat, dan setelah Allah memisah keduanya juga mengandung kemashlahatan bagi makhluk-Nya. Langit yang awalnya tidak menurunkan hujan akhirnya menurunkan hujan. Bumi yang tidak menumbuhkan tanaman, akhirnya menumbuhkan tanaman serta pepohonan.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

el-waroqoh

Publisher

Subject

Religion Humanities

Description

EL-WAROQOH: Jurnal Ushuluddin dan Filsafat is a peer reviewed journal which is highly dedicated as public space to deeply explore and widely socialize various creative and brilliance academic ideas, concepts, and research findings from the researchers, academicians, and practitioners who are ...