Masyarakat Aceh sebagai sebuah wilayah yang memiliki keragaman suku tentu akan menjalani proses akulturasi dalam kehidupan bermasyarakat. Subulussalam menjadi sebuah kota yang masyarakatnya mayoritas suku Pakpak, namun keberadaan masyarakat suku Aceh tidak dapat dihilangkan. Penelitian ini membahas tentang masyarakat suku Aceh dan suku Pakpak dalam bingkai akulturasi yang bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi antar budaya suku Aceh dengan suku Pakpak dalam proses akulturasi serta hambatan dalam proses akulturasi suku Aceh dengan suku Pakpak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggambarkan fenomena lapangan dengan observasi langsung, melakukan wawancara dan mencari data-data pendukung mengenai proses akulturasi suku Aceh dengan suku Pakpak di kota Subulussalam. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh dan masyarakat suku Aceh dan suku Pak-pak di Subulussalam. Proses akulturasi masyarakat suku Aceh dengan suku Pakpak berlangsung baik. Karena kedua suku tersebut memiliki rasa saling menghargai. Proses akulturasi antara suku Aceh dan suku Pakpak mengalami hambatan dalam berkomunikasi karena adanya perbedaan bahasa. Dalam berkomunikasi sehari-hari biasanya mereka menggunakan bahasa Indonesia. Namun hambatan ini tidak menjadi permasalahan yang besar karena proses akulturasi antara kedua suku tersebut tidak terlepas dari faktor agama Islam yang saling merekatkan antara suku-suku di wilayah Subulussalam.
Copyrights © 2019