Meskipun telah melakukan pergantian kurikulum hingga 10 kali, data PISA tahun 2018 menunjukkan bahwa kualitas sumber daya Indonesia masih berada pada peringkat 75 dari 81 negara yang disurvei. Kemampuan matematika Indonesia berada pada peringkat 74 dengan skor 371. Salah satu dugaan penyebab masih rendahnya kualitas pembelajaran di Indonesia adalah karena kurangnya evaluasi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat capaian materi matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Provinsi Bengkulu berdasarkan nilai Ujian Nasional (UN) tahun 2015-2019. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memetakan tingkat kesulitan per indikator dan capaian masing-masing wilayah untuk mata pelajaran matematika SMP. Data yang digunakan adalah hasil UN matematika dalam rentang 2015-2019 yang tersedia di hasilun.puspendik.kemendikbud.go.id. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Rata-rata nilai UN Matematika tingkat SMP se-Provinsi Bengkulu dalam periode 2015-2019, selalu berada di bawah nilai ratarata nasional. Selisih capaian antara Provinsi Bengkulu dan nasional mencapai angka 21%; 2). Pemetaan per-indikator menunjukkan bahwa secara umum nilai untuk indikator terkait topik Bangun Geometri memiliki nilai yang rendah. Sebaliknya, indikator terkait topik statistika dan peluang memiliki nilai yang tinggi; 3. Hasil pemetaan per wilayah menunjukkan bahwa Kaur dan Lebong memiliki nilai rata-rata UN Matematika SMP terendah. Sebaliknya Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu memiliki nilai rata-rata tertinggi. Hal yang disarankan untuk meningkatkan nilai UN Matematika SMP di Provinsi Bengkulu adalah 1). Pembuatan media/bahan ajar yang lebih variatif untuk topik terkait bangun geometri; dan 2). Memberikan perlakuan khusus untuk pembelajaran matematika di wilayah Kaur dan Lebong.
Copyrights © 2022