Tulisan ini mengkaji tentang “Dakwah Virtual: Alternatif Dakwah di Tengah Pandemi”. Di masa pandemi covid-19 aktivitas dakwah tidak dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan dengan jumlah besar, karena dikhawatirkan dapat memberi mudharat, baik bagi da’i dan mubaligh maupun bagi mad’u. Akan tetapi, aktivitas dakwah tetap harus terus berjalan. Kondisi ini membuat para da’i berinovasi, dari dakwah tatap muka, menjadi dakwah virtual. Tulisan ini merupakan resume dari penelitian perpustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, mengidentifikasi wacana dari buku-buku, makalah, atau artikel, jurnal, website (internet) atau pun informasi lainnya terkait dengan tema kajian ini. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif serta diuraikan secara deskriptif. Dari hasil penelusuran data, penulis menemukan bahwa dakwah virtual di era pandemi, mengalami tranformasi. Transformasi yang dimaksud adalah berubahnya strategi dalam penyampaian dakwah. Di masa pandemi, para juru dakwah (da’i dan mubaligh) melakukannya dengan dakwah virtual dalam bentuk pertemuan dalam sebuah ruangan bernama zoom meeting dengan menggunakan aplikasi Zoom, dan media live-steraming lainnya yang menggunakan fasilitas internet. Dakwah semacam ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Di antara kelebihannya ialah dapat dihadiri banyak orang, menarik perhatian anak muda, terkesan santai dan tidak kaku. Adapun kekurangannya adalah tidak ada kedekatan antara da’i dan mad’u, tidak dapat diakses di daerah tanpa jaringan internet, sering terjadi gangguan teknis semisal tidak ada sinyal atau jaringan internet yang lelet. Terlepas dari semua itu, dakwah virtual telah menjadikan kegiatan dakwah tetap eksis di masa pandemi covid-19
Copyrights © 2020