AbstractEight new cases of chronic filariasis have been discovered in South Jakarta, a non-endemic area. To cut the chain of transmission, administration of diethylcarbamazine (DEC) and albendazole yearly for five years should be performed. Therefore, primary health care workers in South Jakarta require health education to perform filariasis prevention correctly. This research aimed to study the effectiveness of health education on filariasis mass drug administration (MDA) among primary health care workers in South Jakarta. This study used experimental design with pre-post study method. Data collection was done in South Jakarta on the 26 of June 2013 by asking all the attending primary health care workers to fill the questionnaires comprised of eight questions regarding filariasis MDA. The results show that before health education, 83.3% of participants had poor knowledge, 14.8% had average knowledge and 1.9% of participants had good knowledge on filariasis MDA. Following health education, 64.8% of participants had good knowledge on filariasis, 27.8% had average knowledge and only 7.4% of participants had poor knowledge (marginal homogeneity test <0.001). It was concluded that health education is effective in increasing the knowledge of primary health care workers on filariasis MDA. Keywords: filariasis, health education, health care workers, mass treatmentAbstrakDelapan kasus baru filariasis kronis ditemukan di Jakarta Selatan yang bukan merupakan daerah endemis. Untuk memutus rantai penularan, pemberian obat dietilkarbamazin dan albendazol tiap tahun selama lima tahun harus dilakukan.Oleh karena itu, petugas puskesmas di Jakarta Selatan memerlukan pengetahuan untuk melakukan pencegahan filariasis dengan benar. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan mengenai program pemberian obat massal pencegahan (POMP) filariasis pada petugas puskesmas di Jakarta Selatan. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan metode pre-post studi. Pengumpulan data dilakukan di Jakarta Selatan pada 26 Juni 2013. Semua petugas puskesmas yang hadir diminta untuk mengisi kuesioner yang berisi 8 pertanyaan mengenai POMP filariasis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan kesehatan, 83,3% petugas memiliki pengetahuan yang buruk, 14,8% memiliki pengetahuan rata-rata dan 1,9% memiliki pengetahuan yang baik mengenai POMP filariasis. Setelah penyuluhan kesehatan, 64,8% petugas memiliki pengetahuan baik mengenaiPOMP filariasis, 27,8% memiliki pengetahuan rata-rata dan hanya 7,4% memiliki pengetahuan kurang (tes marginal homogeneity <0.001). Disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan petugas puskesmas mengenai POMP filariasis.Kata kunci: filariasis, penyuluhan, pekerja kesehatan, pengobatan masal
Copyrights © 2014