Kelurahan Panjang Wetan Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah di wilayah pesisir yang rawan terhadap kejadian bencana banjir rob. Salah satu dampak signifikan banjir rob adalah masalah kesehatan, yaitu timbulnya penyakit jamur kulit. Salah satu respon seseorang apabila merasakan sakit yaitu dengan melakukan tindakan mengobati sendiri (swamedikasi) yang salah satunya dipengaruhi oleh persepsi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi tentang penyakit jamur kulit terhadap perilaku swamedikasi di Kelurahan Panjang Wetan Kota Pekalongan tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah non eksperimental dengan metode deskriptif korelatif. Desain penelitian menggunakan desain potong lintang (cross-sectional). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 96 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data diambil dengan menggunakan lembar kuesioner yang telah tervalidasi, terdiri dari penyataan persepsi tentang penyakit jamur kulit dan perilaku swamedikasi. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh informasi untuk melakukan swamedikasi berasal dari pengalaman pribadi atau keluarga (71,9%); penyakit jamur kulit yang pernah dialami akibat rob ialah kutu air (tinea pedis) (97,9%); obat yang paling banyak digunakan ialah salep 88® (33,3%), salep 24® (31,3%), soffel® (13,5%). Sebagian besar responden memiliki persepsi tentang penyakit jamur kulit buruk (68,8%) dan perilaku swamedikasi buruk (51%). Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square didapat nilai signifikansi sebesar 0,563 (p>0,05), yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi tentang penyakit jamur kulit terhadap perilaku swamedikasi.
Copyrights © 2020