JURNAL PANGAN
Vol. 22 No. 3 (2013): PANGAN

Bioteknologi Untuk Ketahanan Pangan Kedelai: Aspek Produksi dan Konsumsi (Biotechnology For Soybean Food Security: Production and Consumption Aspects)

Suyanto Pawiroharsono (Unknown)



Article Info

Publish Date
01 Sep 2013

Abstract

Kedelai adalah komoditas pangan penting di Indonesia. Kedelai merupakan makanan bergizi yang sudah berabad-abad lamanya dan telah menjadi bagian budaya bangsa. Bentuk makanan yang umum dikonsumsi terutama adalah tempe, tahu, kecap dan tauco. Namun demikian, Indonesia sejak tahun 1974 tidak dapat memenuhi semua kebutuhan secara mandiri, dan akibatnya Indonesia menjadi negara pengimpor kedelai sampai sekarang. Kecuali pada tahun 1992, tercatat produksi kedelai nasional mencapai 1,9 juta ton sehingga pada tahun tersebut dikatakan mampu berswasembada. Ketergantungan impor kedelai meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2012 mencapai 70 persen. Oleh karena itu, pemanfaatan bioteknologi diharapkan dapat menjadi solusi untuk mendukung program swasembada dan ketahanan pangan kedelai, yaitu mencakup aspek peningkatkan produksi kedelai (varietas unggul dan pupuk hayati), dan melalui perbaikan aspek konsumsi (proses fermentasi) yang dapat memperbaiki kualitas gizi dan keamanan konsumsi. Oleh karena itu, keberhasilan implementasi bioteknologi untuk ketahanan pangan kedelai diperlukan suatu model sistem inovasi yang melibatkan berbagai pihak seperti peneliti, petani, penyuluh, investor dan industri.Soybean is an important food commodity in Indonesia. Soybean is considered as a nutritious food, which is consumed for the centuries and to be part of national culture. Generally, the types of food products from soybean are tempe, tofu, soy-sauce (kecap) and taucho. Unfortunately, since 1974, Indonesia could not fulfill the demand trough domestic production, and consequently Indonesia has been an importing country of soybean up to present. Except in 1992, it was noted that the national soybean production reached 1, 9 million tons, so in this year it called to be able to self sufficiency. The import dependency increased gradually from year to year, and in 2012 the level reached nearly to 70 percent. For this reason, the implementation of biotechnology is expected to be a solution for soybean self supporting program and soybean food security. The implementation covered two aspects namely: increasing the soybean production (superior variety and biofertilizer), and improving on consumption (fermentation process), that is able to increase on nutritive value and food safety. Therefore, the successful of the implementation of biotechnology on soybean food security needs an innovation system model involving related stakeholders such as researcher, farmer, agricultural extension, investor and industry.  

Copyrights © 2013






Journal Info

Abbrev

pangan

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Social Sciences

Description

PANGAN merupakan sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Pusat Riset dan Perencanaan Strategis Perum BULOG, terbit secara berkala tiga kali dalam setahun pada bulan April, Agustus, dan ...