Tidak ada helikopter teologis yang dapat membantu kita untuk terbang melayang-layang di atas agama-agama lain dan memandang ke bawah dengan penuh keangkuhan. Allah sangat membenci keangkuhan! Allah mendekati kita dengan cinta, supaya kita pun saling mendekati dengan cinta. Dan hanya dengan cinta kita mampu membangun kerukunan antarumat beragama. Orang yang beradab dan berbudi pekerti luhur selalu rukun meski tidak sama, orang yang biadab dan rendah budinya meski sama tetap saja tidak rukun. Orang yang fanatis selalu muak akan prinsip hidup utuh dalam kepelbagaian, supaya atas nama agama mencabik orang lain yang beragama lain dengan etika taring mencakar. Maka fanatisme bisa menjadi bahaya laten yang mengancam kebhinnekaan di Indonesia. Orang yang beradab tangannya pasti tidak membunuh sambil mulutnya berdoa. Tidak ada tempat di Indonesia bagi sebuah perumpamaan Afrika yang berbunyi: “Sesudah membunuh 900 ekor tikus, si kucing pergi ziarah.”
Copyrights © 2018