Pada masa kini, penggunaan terowongan baik untuk keperluan pertambangan maupun sipil seperti sarana transportasi (kereta api, saluran air untuk pembangkit listrik tenaga air) semakin berkembang. Kestabilan terowongan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dan membutuhkan perhatian yang lebih bagi kelangsungan dan kelancaran kegiatan transportasi. Penelitian ini dilakukan di terowongan kereta api Notog BH 1440 yang berlokasi di jalur antara Cirebon - Kroya (Cikro), Jawa Tengah, Indonesia. Analisis deformasi berdasarkan hasil pemantauan massa batuan dengan mengukur displacement massa batuan di sekitar terowongan. Pengukuran deformasi (displacement) massa batuan menggunakan total station pada STA 395 dengan 3 titik pantau, A = dinding kiri (sebelah Timur), B = atap, dan C = dinding kanan (sebelah Barat). Besar deformasi terowongan pada setiap titik yaitu, titik A = 2,4 mm, titik B = 1,5 mm, dan titik C = 2,2 mm, terowongan dikategorikan masih dalam keadaan stabil. Penentuan kriteria kestabilan terowongan didasarkan pada laju perpindahan menurut Zhenxiang (1984), Cording (1974), dan UG Geotech PT. Freeport (2000). Berdasarkan hasil pengolahan data pemantauan displacement massa batuan didapatkan kestabilan terowongan pada titik A stabil; titik B relatif stabil menurut Zhenxiang (1984) dan Cording (1974) – stabil menurut UG Geotech PT. Freeport (2000); dan titik C stabil.
Copyrights © 2022